Rabu, 16 Maret 2016

Perbedaan dan Persamaan Pantun, Puisi, Syair, dan Gurindam

Perbedaan dan Persamaan Pantun, Puisi, Syair, dan Gurindam Pantun Pengertian Pantun Pantun adalah bagian dari sastra yang merupakan bentuk puisi lama dengan sampiran dan isi. Struktur Pantun - Terdiri atas empat baris dalam satu bait. - Terdiri atas sampiran dan isi (baris I dan II adalam sampiran dan baris III dan IV adalah isi). - Dalam satu barus terdiri atas empat kata. - Bersajak atau berima a-b-a-b. - Satu bait cukup. - Terikat dengan aturan. Syair Pengertian Syair Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri atas empat baris dan dengan isi. Struktur Syair - Terdiri atas empat baris dalam sebait dengan isi semua di setiap barisnya. - Bersajak a-a-a-a. - Lebih dari satu bait. - Satu baris terdiri atas empat kata. - Tidak terikat dengan aturan. Gurindam Pengertian Gurindam Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang terdiri atas dua baris dalam sebait. dengan rima akhir yang sama, merupakan satu kesatuan yang utuh. Struktur Gurindam - Terdiri atas dua baris. - Bersajak a-a - Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian. - Baris kedua berisi jawaban atau konsekuensi dari baris pertama. Puisi Pengertian Puisi (Puisi Baru) Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Struktur Puisi - Menekankan diksi dan ritme sehingga membentuk suatu nilai estetika. - Tidak terlalu terikat. - Berisi imaji/pengindraan dan penuh dengan gaya bahasa.

Pengertian Legenda , Sage , Mite , Fabel , dan Dongeng

A. Legenda Definisi Dan Pengertian Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Bila melihat dari Definisi Dan Pengertian Legenda maka Legenda dapat di bagi menjadi empat kelompok. Legenda ada empat kelompok sebagai berikut : 1) Legenda keagamaan Di dalam legenda keagamaan banyak kita jumpai kisah-kisah para wali penyebar Islam, misalnya, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar di Jawa, sedangkan di Bali dapat kita temui legenda tentang kisah Ratu Calon Arang. 2) Legenda kegaiban Legenda ini berkisah tentang kepercayaan rakyat pada alam gaib, misalnya kerajaan gaib orang Bunian di rimba raya Sumatra, kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat, kerajaan gaib Laut Kidul di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan Si Manis Jembatan Ancol dari Jakarta. 3) Legenda perseorangan Legenda perseorangan menceritakan tokoh tertentu yang dianggap pernah ada dan terjadi, misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali. 4) Legenda lokal Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali. B. Sage Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dll. C. Mitos (Mite) Ada beberapa pengertian mitos yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa : Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman. Menurut Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok. D. Fabel Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata. Fabel adalah cerita fiksi, maksudnya khayalan belaka (fantasi). Kadang fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. E. Dongeng Pengertian Dongeng Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Hal-hal yang perlu diketahui mengenai dongeng: 1. Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya. 2. Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki pengertian cerita singkat tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan putrid. 3. Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya dan terkadang hanya diketahui nama pengumpul/ penyadurnya. 4. Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut tersebar dari AcehHINGGA Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur, dongeng juga berkembang.

Makna Kata

Pengertian makna kata adalah maksud yang terkandung serta tersimpul dari suatu kata. Contoh sederhananya adalah kata rumah, kata rumah memiliki makna tempat tinggal. Jadi setiap kata itu selalu terhubung dan saling berkaitan dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan benda, ataupun berkaitan dengan suatu aktifitas, peristiwa, maupun keadaan. Apabila ada suatu kata yang tidak bisa dihubungkan dengan sebuah benda, keadaan, peristiwa, ataupun aktifitas, maka kata tersebut tidak memiliki makna. Contohnya kata lamigedasot, kata tersebut penulis karang dengan asal mengetik saja, dan kita tidak bisa menghubungkan kata tersebut baik dengan benda, peristiwa, ataupun keadaan, maka kata tersebut tidak memiliki makna. Makna kata karena satu dan lain hal, seperti karena rentang waktu penggunaannya yang jauh, serta karena pergeseran konotasi, ataupun karena sebab lain, bisa mengalami perubahan. Perubahan ini disebut dengan perubahan makna kata. Untuk penjelasan selengkapnya mengenai perubahan makna kata silakan kunjungi artikel sebelumnya mengenai perubahan makna kata. Makna kata sendiri dalam kaidah bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis, secara umum jenis-jenis makna kata adalah sebagai berikut: Makna Leksikal Leksikon merupakan asal kata dari istilah leksikal, yang artinya kamus. Jadi makna leksikal merupakan makna yang sesuai dengan kamus. Artinya makna katanya mengikuti apa yang tertulis di kamus. Bersifat tetap dan pasti mengikuti Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI). Contoh: kata doa memiliki artipermohonan (harapan, permintaan, punjian) kepada Tuhan. Makna Gramatikal Pengertian makna kata gramatikal adalah makna suatu kata yang muncul akbiat dari adanya proses gramatika/proses tata bahasa Indonesia, seperti proses kompisisi, proses reduplikasi, maupun proses afiksasi. Contoh: Tugas sebanyak itu akhirnya terselesaikan juga. Makna kata selesai setelah mendapat imbuhan ter-kan menghaasilkan makna baru, yaitu dapat. Makna Denotatif Pengertian makna kata denotatif adalah pengertian makna kata yang sebenarnya. Artinya makna kata tersebut tidak mendapat tafsiran lain yang agak menyimpang dari makna sebenarnya. Biasanya kata-kata yang memiliki makna denotatif digunakan dalam bahasa ilmiah. Hal ini dimaksudkan agar gagasan serta pemikiran ilmiah yang disampaikan tidak memiliki tafsiran ganda. Contoh: Tikus itu telah mati. Kata matidalam kalimat tersebut hanya memiliki satu arti yang langsung dan lugas, yaitu tak bernyawa. Makna Konotatif Pengertian maka kata konotatif adalah makna kata yang memiliki nila-ilai emosi tertentu, sehingga maknanya berupa kiasan yang bisa saja berisi nilai rasa, sikap sosial, maupun perspektif tertentu dari suatu zaman. Jadi intinya makna konotatif tidak bersifat langsung, tapi lebih kepada kiasan. Contoh: Orang berlomba-lomba berebut kursi di senayan. Kata kursi disini bukan berarti hanya sebuah kursi, tapi lebih bermakna jabatanatau kedudukan. Makna Idiomatik Makna kata idiomatik merupakan makna kata yang terdapat dalam kelompok kata tertentu yang maknanya tidak sama degan makna asli dari kata tersebut. Bahkan asal-usul kemunculan kata tersebut tidak dapat di telusuri. Contoh: Harun anak yang keras kepala. Kata keras kepala dalam kalimat tersebut bukan berarti kepala harun keras, tapi lebih bermaksud kepada kalakuan harun yang susah diatur. Itulah pengertian makna kataserta jenis-jenisnya dalam tatanan bahasa Indonesia. Apabila kita mempelajari lebih lanjut, terutama di tingkatan universitas, sebenarnya jenis-jenis makna kata ini masih sangat banyak. Tapi yang secara umum dipelajari di tingkat sekolah, jenis-jenis makna kata seperti yang telah dijabarkan diatas. Selamat belajar.

MEMBACA INTENSIF DAN EKSTENSIF

MEMBACA INTENSIF DAN EKSTENSIF Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi : A. Membaca Nyaring Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah : 1. menggunakan ucapan yang tepat, 2. menggunakan frase yang tepat, 3. menggunakan intonasi suara yang wajar, 4. dalam posisi sikap yang baik, 5. menguasai tanda-tanda baca, 6. membaca dengan terang dan jelas, 7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif, 8. membaca dengan tidak terbata-bata, 9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya, 10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya, 11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, 12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri. B. Membaca Dalam Hati Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut: 1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun, 2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala, 3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring, 4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk, 5. mengerti dan memahami bahan bacaan, 6. dituntut kecepatan mata dalam membaca, 7. membaca dengan pemahaman yang baik, 8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan. Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) membaca ekstensif dan (II) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut : I. Membaca Ekstensif membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi : 1. Membaca Survai (Survey Reading) Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif. Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut : (a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada), (b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada, (c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada). 2. Membaca Sekilas Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat. Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah : (a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata. (b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan. (c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata. Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca : (a) vokalisai atau berguman ketika membaca, (b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara, (c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca, (d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita, (e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca, (f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya. 3. Membaca Dangkal (Superficial Reading) membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang. II. Membaca Intensif membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah : A. Membaca Telaah Isi : 1. Membaca Teliti Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai. 2. Membaca Pemahaman Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction). 3. Membaca Kritis Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris. 4. Membaca Ide Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. 5. Membaca Kreatif Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari. B. Membaca Telaah Bahasa : 1. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading) Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary) 2. Membaca Sastra (Literary Reading) Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.