Tidak seperti biasanya Shabna murung ketika belajar. Anak yang biasanya riang ini tampaknya menyimpan suatu masalah yang sukar untuk diungkapkan. Kemurungan kian bertambah, ketika tiba-tiba Shabna menangis tersedu-sedu.
Banyak temannya yang mencoba mencari tahu apa alasan dia murung dan menangis, tetapi hasilnya tetap sia-sia. Shabna tetap bungkam dan engkar berbicara kepada siapapun.
Tapi anehnya, setelah dia mengikuti pelajaran ilmu sosial wajahnya agak berbinar dan mau berbicara dengan wali kelas, bahkan dia sempat berkata "aku telah mendapat jawabannya".
alkhirnya dia mau bicara juga, walaupun masih untuk kalangan terbatas terutama wali kelasnya. Shabna menceritakan bahwa kemurungannya diakibatkan oleh kemarahan yang dia terima dari orang tuanya, gara-gara Shabna meminta kedua orang tuanya untuk tidak merokok.
Sedangkan di sekolahnya, Shabna sudah mendapat doktrin yang cukup kuat perihal dampak buruk rokok bagi kesehatan, sehingga sikapnya dalam meminta orang tuanya untuk tidak merokok adalah sikap yang bijak dan murni dari seorang anak.
Teman, terkadang kita berbuat tidak adil kepada anak kita. Kita menyuruh dan melarang anak kita untuk tidak merokok, kita sendiri malah melakukannya. Menyuruh anak sholat, ternyata kita sendiri tidak sholat. Bagaimana hal ini bisa berhasil? Kitalah yang menjadi teladan pertama dan utama buat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar