Bandwidth adalah lebar saluran data yang dilewati secara bersama-sama oleh data-data yang di transfer. Bandwidth dapat di analogi kan sebagai sebuah jalan yang dilewati kendaraan secara bersamaan. Bagaimana apabila kendaraan yang lewat sama banyak? Tentu gerakannya menjadi lebih lambat. Coba pikirkan bagaimana agar kendaraan yang padat, dapat bergerak cepat? Tentu caranya antara lain memperlebar jalan. Kita perlu mengetahui bandwidth yang dimiliki oleh sebuah ISP untuk mengetahui kemampuan ISP mentransfer data.
Bandwidth paling banyak digunakan sebagai ukuran kecepatan aliran data. Tetapi apakah itu bandwidth sebenarnya? Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik aliran data analog mau pun aliran data digital. Sekarang telah menjadi umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakaikan untuk mengukur aliran data digital.
Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat sebagai bps. Seperti kita tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1. Satuan ini menggambarkan seberapa banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dalam setiap detiknya melalui suatu media.
Ternyata konsep bandwidth tidak cukup untuk menjelaskan kecepatan jaringan dan apa yang terjadi di jaringan. Untuk itulah konsep Throughput muncul. Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file. Bagaimana cara mengukur bandwidth? Dan bagaimana hubungannya dengan throughput? Seperti telah diulas di atas, bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik. Berikut adalah rumus dari bandwidth:
Keterangan :
- bits : bit per secon
- s : secon (detik)
Sedangkan throughput walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu.
Dengan hanya mempergunakan bandwidth sebagai patokan, misalnya kita menggunakan telkom speedy (328 Kbps) untuk mendownload file sebesar 64KB (kilo bytes) seharusnya bisa didownload dalam waktu sekedip mata atau satu detik, tetapi setelah diukur ternyata memerlukan waktu 4 detik. Jadi jika ukuran file yang didownload adalah 64 kb, sedangkan waktu downloadnya adalah 4 detik, maka bandwidth yang sebenarnya atau bisa kita sebut sebagai throughput adalah 64 kb / 4 detik = 16 kbps.
Sayangnya, throughput karena banyak alasan, kadang sangat jauh dari bandwidth maksimum yang mungkin dari suatu media. Beberapa faktor yang menentukan bandwidth dan throughput adalah:
Piranti jaringan
Tipe data yang ditransfer
Topologi jaringan
Banyaknya pengguna jaringan
Spesifikasi komputer client/user
Spesifikasi komputer server
Induksi listrik dan cuaca
dan alasan-alasan lain.
Dengan memahami konsep-konsep tersebut kita dapat mulai memperhitungkan keperluan kecepatan koneksi internet kita yang sesungguhnya dan pilihan koneksi yang diperlukan. Bukan hanya karena termakan iklan yang menebarkan janji bandwidth yang tinggi dengan harga yang murah.
Kecepatan access (bandwidth) internet itu dihitung dari jumlah bit data yang dikirim dalam satuan waktu.Jadi kalau kamu kirim 1kB file ... cuma file umumnya dalam satuan Byte dimana 1 Byte = 8 bit. dalam satu detik maka akan disebut 1x8 bit / 1 detik(second) = 8bit/detik atau ditulis 8bps.satuan berikutnya untuk 1000bit/s disebut 1 kbps (kilo).
1000kbps disebut 1Mbps (mega) Ingat b-nya kecil kalau B artinya Byte Kapasitas yang disediakan oleh ISP atau penyedia Internet dengan bps ini dan itu artinya kecepatan pemindahan data secara ideal.
Kenyataan tidak secepat itu karena ada overhead yang lain, nah kecepatan pemindahan ini sering disebut throughput dan goodput.
throughput adalah kecepatan pengiriman bit nyata antara pengirim dan penerima.
Goodput adalah kenyataan antara aplikasi di pengirim ke aplikasi dipenerima. Ini yang bisa kamu lihat kalau kamu sedang download pakai browser atau accelerator. Walaupun disana dinyatakan dalam kB (Byte). Kalau kamu download 8kB artinya paling tidak kecepatan pengiriman data antar aplikasi tersebut 8x8x1024B atau 64x1024bps.
Negara dengan akses internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada penduduknya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua bentuk akses internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara berkembang dimana akses Internet dan penetrasi PC masih juga rendahlainnya sekitar 42% dari akses Internet melalui fasilitas Public Internet akses seperti warnet , cybercafe, hotspot dll. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses internet adalah di kampus dan dikantor.
Disamping menggunakan PC (Personal Computer), kita juga bisa mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada ponsel Tergantung dari operator (Telkomsel, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.
Kecepatan koneksi internet pada dasarnya tergantung banyak faktor. Seperti halnya jalan raya yang memiliki banyak tikungan dan jalan dengan batas kecepatan yang bervariasi, koneksi internet memiliki berbagai jenis perangkat (modem, PC, server, router, dll) dari berbagai penyelenggara jaringan yang berbeda.
Karena itu kecepatan koneksi secara keseluruhan sangat bergantung dari kesibukan dan performansi perangkat yang dilalui baik dari PC dan modem anda, jaringan ISP, interkoneksi dari ISP ke jaringan TelkomNet (jika menggunakan ISP selain Telkom) dan juga kesibukan server kami.
Untuk menghasilkan data yang relatif stabil, anda dapat mencoba pengukuran pada jam diluar jam sibuk. Jangan lupa pada saat melakukan pengukuran untuk tidak menjalankan program lain pada PC anda (apalagi melakukan koneksi internet / download ke situs lain) karena akan mempengaruhi akurasi pengukuran.
Mengukur kecepatan untuk mengukur kecepatan bandwidth kita bisa menggunakan suatu program yang dinama kan speedtest / bandwidth meter. program ini dapat kita cari baik itu di situs lokal maupun internasional, tergantung apa yang gampang kita mengerti untuk alamat web asing yang menyediakan fasilitas speedtest sangat banyak, ini ada beberapa yang akan aku kasih contoh : www.speedtest.net : untuk speedtest pada alamat ini, untuk memulainya kita harus pilih salah satu server yang berupa piramid untuk melakukan uji kecepatan, bisa kita pilih yang berada didekat kita atau berada dibelahan bumi yang lain.
Minggu, 07 November 2010
Apakah Java, CGI dan ASP Itu ?
Kendala terbesar bagi suatu jaringan komputer besar multiplatform seperti Internet adalah diperlukannya suatu standar yang memungkinkan seluruh sistem tersebut bekerja sama. Berbagai protokol komunikasi telah diluncurkan untuk menjembatani perbedaan ini namun bagaimana dengan bahasa pemrograman untuk membangun software2 di dalam sistem yang satu sama lain berbeda tersebut ?
Java
Di Internet terutama WEB kisah sukses HTML telah banyak memberikan jawaban terhadap masalah ini. Namun HTML bukanlah bahasa yang kompleks dan mampu menangani masalah2 besar seperti data base. Pada masa awal Internet bahasa C menjadi andalan banyak orang dengan asumsi bahwa Internet terutama dibangun berdasarkan infrastruktur UNIX sedang C adalah bahasa ibu bagi UNIX. Namun Internet berkembang lebih jauh dan cepat dan bahasa C menjadi bermasalah karena terlalu kompleks dan terlalu banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk menerapkan C ke dalam aplikasi Internet.
Awal 1995 SUN Microsystems memperkenalkan sebuah modifikasi dan penyederhanaan atas bahasa C standar yang disebut Java. Bahasa Java ini dengan cepat menjadi sangat populer karena berhasil diimplementasikan secara praktis sebagai suatu script ke dalam HTML. Dewasa ini Java telah diakui sebagai bahasa pemrograman standar di Internet dan terus dikembangkan oleh berbagai konsorsium (selain oleh SUN sendiri) guna memperbaiki kompatibilitas, fleksibelitas dan kecepatannya. Belakangan Java juga dikembangkan untuk aplikasi umum yang kompleks sebagaimana bahasa pemrograman lainnya dan bukan hanya untuk Internet.
Java berbentuk script di dalam HTML dan dikenal dengan istilah Client Side Processing dimana proses eksekusi program dilakukan di komputer pengguna. Karena model tersebut maka Java Script memiliki kelemahan dalam hal kecepatan proses. Namun sebaliknya Java Script memiliki kelebihan tidak tergantung kepada fasilitas yang disediakan server.
CGI
Pemrograman lainnya di dalam aplikasi Internet menggunakan Common Gateway Interface (CGI) script. Banyak bahasa pemrograman komputer populer yang mendukung CGI diantara lain C, Perl, Visual Basic dst. Sebagian memang dikhususkan untuk aplikasi CGI pada mesin, server, dan software tertentu misalnya Cold Fusion, PolyForm, ASP, PHP maupun FrontPage Extension. CGI memakai model Server Side Processing dimana proses eksekusi program dilaksanakan dengan fasilitas server, pengguna tinggal menerima hasilnya. CGI mampu menghasilkan aplikasi yang sangat kompleks sehingga bisa menggantikan program2 LAN konvensional apabila diaplikasikan dalam Intranet. CGI juga sangat mudah diintegrasikan ke dalam model dan struktur aplikasi database, security, enkripsi dan otentikasi sehingga dengan cepat menjadi standar utama teknologi WEB / HTML khususnya di bidang ecommerce.
Dynamic HTML
Kemampuan terbaru dari HTML adalah gabungan beberapa script dalam HTML yang menjadikan halaman tampilan bersifat dinamik, cerdas dan mampu berubah otomatis sesuai kehendak pengunjung. Halaman ini bisa pula menampilkan hal2 tertentu atau pop up windows yang terpisah secara otomatis walaupun tanpa diminta setiap kali pengunjung membuka halaman tersebut. Halaman tersebut juga mampu mengerjakan hal2 tertentu yang tersembunyi seperti mengirimkan cookies atau mendeteksi informasi2 dalam komputer pengunjung. Ide dasarnya adalah suatu halaman web yang cerdas namun sederhana dengan memanfaatkan teknologi server dan script sekaligus. Setiap perusahaan memiliki sendiri standar DHTML ini, Microsoft misalnya menerapkan teknologi Active Server Pages (ASP) yang berjalan di platform server Windows NT based dengan menggunakan software Internet Information Server (IIS) serta memakai fasilitas script FrontPage Extension serta Active X.
Java
Di Internet terutama WEB kisah sukses HTML telah banyak memberikan jawaban terhadap masalah ini. Namun HTML bukanlah bahasa yang kompleks dan mampu menangani masalah2 besar seperti data base. Pada masa awal Internet bahasa C menjadi andalan banyak orang dengan asumsi bahwa Internet terutama dibangun berdasarkan infrastruktur UNIX sedang C adalah bahasa ibu bagi UNIX. Namun Internet berkembang lebih jauh dan cepat dan bahasa C menjadi bermasalah karena terlalu kompleks dan terlalu banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk menerapkan C ke dalam aplikasi Internet.
Awal 1995 SUN Microsystems memperkenalkan sebuah modifikasi dan penyederhanaan atas bahasa C standar yang disebut Java. Bahasa Java ini dengan cepat menjadi sangat populer karena berhasil diimplementasikan secara praktis sebagai suatu script ke dalam HTML. Dewasa ini Java telah diakui sebagai bahasa pemrograman standar di Internet dan terus dikembangkan oleh berbagai konsorsium (selain oleh SUN sendiri) guna memperbaiki kompatibilitas, fleksibelitas dan kecepatannya. Belakangan Java juga dikembangkan untuk aplikasi umum yang kompleks sebagaimana bahasa pemrograman lainnya dan bukan hanya untuk Internet.
Java berbentuk script di dalam HTML dan dikenal dengan istilah Client Side Processing dimana proses eksekusi program dilakukan di komputer pengguna. Karena model tersebut maka Java Script memiliki kelemahan dalam hal kecepatan proses. Namun sebaliknya Java Script memiliki kelebihan tidak tergantung kepada fasilitas yang disediakan server.
CGI
Pemrograman lainnya di dalam aplikasi Internet menggunakan Common Gateway Interface (CGI) script. Banyak bahasa pemrograman komputer populer yang mendukung CGI diantara lain C, Perl, Visual Basic dst. Sebagian memang dikhususkan untuk aplikasi CGI pada mesin, server, dan software tertentu misalnya Cold Fusion, PolyForm, ASP, PHP maupun FrontPage Extension. CGI memakai model Server Side Processing dimana proses eksekusi program dilaksanakan dengan fasilitas server, pengguna tinggal menerima hasilnya. CGI mampu menghasilkan aplikasi yang sangat kompleks sehingga bisa menggantikan program2 LAN konvensional apabila diaplikasikan dalam Intranet. CGI juga sangat mudah diintegrasikan ke dalam model dan struktur aplikasi database, security, enkripsi dan otentikasi sehingga dengan cepat menjadi standar utama teknologi WEB / HTML khususnya di bidang ecommerce.
Dynamic HTML
Kemampuan terbaru dari HTML adalah gabungan beberapa script dalam HTML yang menjadikan halaman tampilan bersifat dinamik, cerdas dan mampu berubah otomatis sesuai kehendak pengunjung. Halaman ini bisa pula menampilkan hal2 tertentu atau pop up windows yang terpisah secara otomatis walaupun tanpa diminta setiap kali pengunjung membuka halaman tersebut. Halaman tersebut juga mampu mengerjakan hal2 tertentu yang tersembunyi seperti mengirimkan cookies atau mendeteksi informasi2 dalam komputer pengunjung. Ide dasarnya adalah suatu halaman web yang cerdas namun sederhana dengan memanfaatkan teknologi server dan script sekaligus. Setiap perusahaan memiliki sendiri standar DHTML ini, Microsoft misalnya menerapkan teknologi Active Server Pages (ASP) yang berjalan di platform server Windows NT based dengan menggunakan software Internet Information Server (IIS) serta memakai fasilitas script FrontPage Extension serta Active X.
MENULIS PANTUN
Di antara berbagai karya sastra lama Indonesia yang sangat terkenal adalah pantun. Pada mulanya, pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Bahkan sampai sekarang masih dinyanyikan, seperti dalam acara perkawinan di Betawi. Dalam kesusastraan Indonesia, pantun kali pertama muncul dalam "Sejarah Melayu" dan hikayat-hikayat populer yang sezaman.
Dalam membuat sebuah pantun ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Selain itu, dilihat dari isinya pantun itu juga ada bermacam-macam.
1. Syarat-syarat Pantun
Dalam membuat atau menulis pantun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a. tiap bait terdiri atas 4 baris,
b. tiap baris terdiri atas 8 – 12 kata,
c. bersajak a–b–a–b,
d. baris pertama dan kedua merupakan sampiran, dan
e. baris ketiga dan keempat merupakan isi.
2. Macam-macam Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain pantun nasihat, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun adat, pantun agama, pantun nasib, dan pantun perkenalan.
Contoh:
a. Pantun Nasihat
Contoh: Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
b. Pantun Teka-teki
Contoh: Kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaksana
Binatang apa tanduk di kaki
c. Pantun Jenaka
Contoh: Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh di dekat limau tungga
Elok berbini orang sumbing
Biar marah ketawa juga
d. Pantun Adat
Contoh: Lapun Melapun ke Inderagiri
Singgah sebentar ke belipuh
Ampun hamba tegak berdiri
Ujudnya duduk dengan bersimpuh
e. Pantun Agama
Contoh: Asam hadis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
f. Pantun Nasib
Contoh: Asam pauh dari seberang
Tubuhnya dekat tepi tebat
Badan jauh di rantau orang
Jika sakit siapa mengobat
g. Pantun Perkenalan
Contoh: Dari mana hendak ke mana
Dari Jepang ke Bandar Cina
Kalau boleh kami bertanya
Bunga yang kembang siapa punya
Dalam membuat sebuah pantun ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Selain itu, dilihat dari isinya pantun itu juga ada bermacam-macam.
1. Syarat-syarat Pantun
Dalam membuat atau menulis pantun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a. tiap bait terdiri atas 4 baris,
b. tiap baris terdiri atas 8 – 12 kata,
c. bersajak a–b–a–b,
d. baris pertama dan kedua merupakan sampiran, dan
e. baris ketiga dan keempat merupakan isi.
2. Macam-macam Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain pantun nasihat, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun adat, pantun agama, pantun nasib, dan pantun perkenalan.
Contoh:
a. Pantun Nasihat
Contoh: Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
b. Pantun Teka-teki
Contoh: Kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaksana
Binatang apa tanduk di kaki
c. Pantun Jenaka
Contoh: Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh di dekat limau tungga
Elok berbini orang sumbing
Biar marah ketawa juga
d. Pantun Adat
Contoh: Lapun Melapun ke Inderagiri
Singgah sebentar ke belipuh
Ampun hamba tegak berdiri
Ujudnya duduk dengan bersimpuh
e. Pantun Agama
Contoh: Asam hadis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
f. Pantun Nasib
Contoh: Asam pauh dari seberang
Tubuhnya dekat tepi tebat
Badan jauh di rantau orang
Jika sakit siapa mengobat
g. Pantun Perkenalan
Contoh: Dari mana hendak ke mana
Dari Jepang ke Bandar Cina
Kalau boleh kami bertanya
Bunga yang kembang siapa punya
MENULIS PENGUMUMAN
1. Teks Pengumuman
Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum/publik. Tujuan pengumuman adalah menyampaikan sesuatu agar diketahui masyarakat (publik). Pengumuman berbeda dengan iklan. Pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar diketahui masyarakat. Selain itu, pengumuman berguna untuk kepentingan umum. Iklan tidak hanya bertujuan memberi tahu sesuatu kepada masyarakat. Akan tetapi, iklan juga berupaya agar orang tertarik, kemudian membeli apa yang disampaikan dalam iklan.
Bahasa yang efektif adalah bahasa yang dapat mewakili isi pikiran penulis sehingga pembaca dapat menangkap isi pengumuman dengan mudah. Dengan dipahaminya isi pengumuman, kamu dapat menentukan pokok-pokok pengumuman.
Pokok-pokok pengumuman yang pertama meliputi hal-hal berikut.
a. Penyelenggaraan kegiatan Pankreas.
b. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
c. Instruksi agar seluruh siswa mempersiapkannya.
Pokok-pokok pengumuman yang kedua adalah sebagai berikut.
a. Informasi pameran akhir tahun.
b. Waktu dan tempat kegiatan.
c. Tema kegiatan.
Menulis pengumuman mempunyai tujuan utama untuk memberikan informasi secara luas kepada masyarakat tentang suatu hal atau suatu kegiatan. Saat menulis sebuah pengumuman, kalian harus menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif. Kalimat-kalimat yang ditulis juga harus jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir atau salah pengertian.
Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu pengumuman resmi dan pengumuman tidak resmi. Untuk dapat membedakan keduanya, perhatikanlah contoh-contoh pengumuman berikut.
Contoh Pengumuman 1
OSIS SMP SALMAN AL FARISI
Jl. Tubagus Ismail VII Bandung Telepon (022) 2515962
PENGUMUMAN
Nomor: 028/B/SMP-SAF/I/2008
Semester I sebentar lagi berakhir. OSIS akan menyelenggarakan kegiatan PANKREAS (Pentas Seni dan Kreasi Akhir Semester). Kegiatan itu akan dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis, 16-17 November 2007 bertempat di Aula Besar. Seluruh siswa harap menyiapkan penampilan tiap-tiap kelasnya.
Demikian pengumuman ini disampaikan.
Bandung, 17 Oktober 2007
Ketua,
Rafil Fikriyan
Berikut ini beberapa hal yang harus kalian ketahui dalam menulis sebuah surat pengumuman
Logo dan nama instansi atau lembaga yang mengeluarkan Kop/kepala surat yang berisi hal pengumuman.
Penomoran surat pengumuman.
Uraian pembuka surat pengumuman.
Rincian isi pengumuman.
Tempat dan waktu penulisan pengumuman.
Pihak yang mengeluarkan pengumuman.
Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum/publik. Tujuan pengumuman adalah menyampaikan sesuatu agar diketahui masyarakat (publik). Pengumuman berbeda dengan iklan. Pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar diketahui masyarakat. Selain itu, pengumuman berguna untuk kepentingan umum. Iklan tidak hanya bertujuan memberi tahu sesuatu kepada masyarakat. Akan tetapi, iklan juga berupaya agar orang tertarik, kemudian membeli apa yang disampaikan dalam iklan.
Bahasa yang efektif adalah bahasa yang dapat mewakili isi pikiran penulis sehingga pembaca dapat menangkap isi pengumuman dengan mudah. Dengan dipahaminya isi pengumuman, kamu dapat menentukan pokok-pokok pengumuman.
Pokok-pokok pengumuman yang pertama meliputi hal-hal berikut.
a. Penyelenggaraan kegiatan Pankreas.
b. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
c. Instruksi agar seluruh siswa mempersiapkannya.
Pokok-pokok pengumuman yang kedua adalah sebagai berikut.
a. Informasi pameran akhir tahun.
b. Waktu dan tempat kegiatan.
c. Tema kegiatan.
Menulis pengumuman mempunyai tujuan utama untuk memberikan informasi secara luas kepada masyarakat tentang suatu hal atau suatu kegiatan. Saat menulis sebuah pengumuman, kalian harus menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif. Kalimat-kalimat yang ditulis juga harus jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir atau salah pengertian.
Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu pengumuman resmi dan pengumuman tidak resmi. Untuk dapat membedakan keduanya, perhatikanlah contoh-contoh pengumuman berikut.
Contoh Pengumuman 1
OSIS SMP SALMAN AL FARISI
Jl. Tubagus Ismail VII Bandung Telepon (022) 2515962
PENGUMUMAN
Nomor: 028/B/SMP-SAF/I/2008
Semester I sebentar lagi berakhir. OSIS akan menyelenggarakan kegiatan PANKREAS (Pentas Seni dan Kreasi Akhir Semester). Kegiatan itu akan dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis, 16-17 November 2007 bertempat di Aula Besar. Seluruh siswa harap menyiapkan penampilan tiap-tiap kelasnya.
Demikian pengumuman ini disampaikan.
Bandung, 17 Oktober 2007
Ketua,
Rafil Fikriyan
Berikut ini beberapa hal yang harus kalian ketahui dalam menulis sebuah surat pengumuman
Logo dan nama instansi atau lembaga yang mengeluarkan Kop/kepala surat yang berisi hal pengumuman.
Penomoran surat pengumuman.
Uraian pembuka surat pengumuman.
Rincian isi pengumuman.
Tempat dan waktu penulisan pengumuman.
Pihak yang mengeluarkan pengumuman.
Menggunakan Imbuhan peN-, pe-, -an, peN-an, ke-, dan ke-an
Dalam bahasa Indonesia, kata dasar tertentu dapat langsung menjadi nomina (kata benda) dengan memakai afiks tertentu, kecuali untuk mengartikan makna orang yang atau alat untuk (verba/kata kerja), yang umumnya dinyatakan dengan prefiks peng-, masing-masing kata dasar atau sumber mempunyai afiks sendiri-sendiri.
1. Kata Benda dengan Imbuhan peNKata
benda yang diturunkan imbuhan dengan peN- bisa berubah bentuk menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-. Pada umumnya sumber untuk pembentukan kata benda ini adalah verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat).
Contoh:
- peN- + guna →pengguna
(kata kerja) (kata benda)
Pengguna jasa telekomunikasi banyak yang mengeluhkan tentang Layanan yang diberikan.
2. Kata Benda dengan Imbuhan pe-
Kata benda yang dibentuk dengan imbuhan pe- bermakna orang yang pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba.
Contoh:
- pe- + kerja →pekerja
(kata kerja) (kata benda)
Pekerja bangunan itu sedang menelepon mandornya.
3. Kata Benda dengan Imbuhan -an
Kata benda dengan sufiks (akhiran) -an umumnya diturunkan dari sumber verba (kata kerja) walaupun kata dasarnya adalah kelas kata lain.
Contoh:
- tegur + -an →teguran
(kata kerja) (kata benda)
Kalau terlalu sering menelepon nanti akan mendapat teguran dari ibu.
4. Kata Benda dengan Imbuhan peN-an
Kata benda dengan imbuhan peN-an umumnya diturunkan dari verba dengan meng- yang berstatus transitif.
Contoh:
peN- + ucap + - an →pengucapan
Dalam telepon, pengucapan kata terhadap lawan bicara harus jelas.
5. Kata Benda dengan Imbuhan ke-
Kata benda yang dibentuk dengan penambahan prefiks (awalan) ketidak banyak dalam bahasa Indonesia karena proses ini tidak produktif lagi. Beberapa kata yang dapat disebutkan ialah ketua, kehendak, kekasih, dan kerangka.
6. Kata Benda dengan Imbuhan ke-an
Kata benda dibentuk dengan imbuhan ke-an dapat diturunkan dari sumber verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), atau nomina (kata benda). Nomina ini bergantung pada sumber yang dipakai.
a. Bila sumbernya verba, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba”.
Contoh:
ke- + terlibat + -an →keterlibatan
Keterlibatan mereka sangat berarti dalam proyek perluasan jaringan telepon.
b. Bila sumbernya adjektiva, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektiva”.
Contoh:
ke- + serius + -an →keseriusan
Tingkat keseriusan penelepon dapat kita dengar dari nada bicaranya.
c. Bila sumbernya nomina, maknanya merujuk pada keabstrakan
Contoh:
ke- + ada + -an →keadaan
Dalam keadaan bagaimana pun, dia selalu ingin meneleponku.
1. Kata Benda dengan Imbuhan peNKata
benda yang diturunkan imbuhan dengan peN- bisa berubah bentuk menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-. Pada umumnya sumber untuk pembentukan kata benda ini adalah verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat).
Contoh:
- peN- + guna →pengguna
(kata kerja) (kata benda)
Pengguna jasa telekomunikasi banyak yang mengeluhkan tentang Layanan yang diberikan.
2. Kata Benda dengan Imbuhan pe-
Kata benda yang dibentuk dengan imbuhan pe- bermakna orang yang pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba.
Contoh:
- pe- + kerja →pekerja
(kata kerja) (kata benda)
Pekerja bangunan itu sedang menelepon mandornya.
3. Kata Benda dengan Imbuhan -an
Kata benda dengan sufiks (akhiran) -an umumnya diturunkan dari sumber verba (kata kerja) walaupun kata dasarnya adalah kelas kata lain.
Contoh:
- tegur + -an →teguran
(kata kerja) (kata benda)
Kalau terlalu sering menelepon nanti akan mendapat teguran dari ibu.
4. Kata Benda dengan Imbuhan peN-an
Kata benda dengan imbuhan peN-an umumnya diturunkan dari verba dengan meng- yang berstatus transitif.
Contoh:
peN- + ucap + - an →pengucapan
Dalam telepon, pengucapan kata terhadap lawan bicara harus jelas.
5. Kata Benda dengan Imbuhan ke-
Kata benda yang dibentuk dengan penambahan prefiks (awalan) ketidak banyak dalam bahasa Indonesia karena proses ini tidak produktif lagi. Beberapa kata yang dapat disebutkan ialah ketua, kehendak, kekasih, dan kerangka.
6. Kata Benda dengan Imbuhan ke-an
Kata benda dibentuk dengan imbuhan ke-an dapat diturunkan dari sumber verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), atau nomina (kata benda). Nomina ini bergantung pada sumber yang dipakai.
a. Bila sumbernya verba, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba”.
Contoh:
ke- + terlibat + -an →keterlibatan
Keterlibatan mereka sangat berarti dalam proyek perluasan jaringan telepon.
b. Bila sumbernya adjektiva, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektiva”.
Contoh:
ke- + serius + -an →keseriusan
Tingkat keseriusan penelepon dapat kita dengar dari nada bicaranya.
c. Bila sumbernya nomina, maknanya merujuk pada keabstrakan
Contoh:
ke- + ada + -an →keadaan
Dalam keadaan bagaimana pun, dia selalu ingin meneleponku.
MATERI MEMAHAMI DONGENG
1. Definisi Dongeng
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat tecermin.
Dongeng adalah cerita singkat tentang hal-hal yang aneh dan tak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian, biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, puteri. Penyebaran dongeng kadang-kadang sampai luas seperti umpamanya dongeng bidadari mandi yang pakaiannya dicuri seorang pemuda tani dan kemudian, karena tak dapat pulang ke surga diperistrikannya hingga beroleh sorang anak
Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini.
1. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari tema.
2. Plot/alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.
3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifatsifat yang dimilikinya.
4. Setting/latar merupakan tempat aspek sosial dan alat (tempat, waktu, dan suasana) terjadinya peristiwa.
5. Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita/dongeng.
Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun-temurun.
a. Dongeng Binatang atau Fabel
Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai manusia dan menggambarkan watak serta budi pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan Kelinci merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya mereka digambarkan sebagai hewan yang cerdik, licik, dan jenaka.
b. Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah dongeng tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu bercerita tentang penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, karena kejujurannya, akhirnya ia hidup bahagia.
Contoh lain adalah dongeng Lutung Kasarung. Dongeng ini mengisahkan seorang adik yang diasingkan oleh kakaknya ke hutan. Karena ketabahan sang adik, kakaknya mengakui kesalahannya sehingga sang adik bisa kembali ke istana.
c. Dongeng Lelucon
Dongeng lelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.
Berdasarkan isinya, dongeng terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng.
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang.
Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”.
Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun".
2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat.
Legenda adalah cerita prosa rakyat, dianggap yang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Berbeda dengan mite, legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia yang kita kenal sekarang. Legenda sering dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), walaupun sejarah itu karena tidak tertulis telah mengalami distorsi, sehingga sering kali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya. Legenda biasanya bersifat migratoris, yakni berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah berbeda.
Contoh: Dongeng “Rawa Pening”. Dongeng "Terjadinya Danau Toba".
3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme. Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau,
Mite di Indonesia dapat dibagi menjadi dua macam, berdasarkan tempat asalnya, yakni: yang asli Indonesia dan yang berasal dari luar negeri, terutama dari India, Arab, dan Negara sekitar laut tengah. Mite Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogony), terjadinya susunan para dewa, dunia dewata (pantheon), terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture hero), terjadinya makanan pokok, seperti beras dan sebagainya, untuk pertama kali. Mite biasanya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia, maut, binatang, topografi, gejala alam, dan sebagaainya.Mite juga mengisahkan petualangan para dewa, percintaan, kekerabatan, perang, dan lain-lain. Dengan kata lain, mite merupakan bentuk prosa yang menggambarkan asal-usul sesuatu. Karena itu mite sering merangsang otak untuk membacanya. Paling tidak otak manusia akan terangsang mengikuti mite karena logikanya dapat dipertanggungjawabkan
Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”.
4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal.
Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”.
5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau
hikmah sebagai pedoman hidup.
Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”.
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat tecermin.
Dongeng adalah cerita singkat tentang hal-hal yang aneh dan tak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian, biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, puteri. Penyebaran dongeng kadang-kadang sampai luas seperti umpamanya dongeng bidadari mandi yang pakaiannya dicuri seorang pemuda tani dan kemudian, karena tak dapat pulang ke surga diperistrikannya hingga beroleh sorang anak
Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini.
1. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari tema.
2. Plot/alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.
3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifatsifat yang dimilikinya.
4. Setting/latar merupakan tempat aspek sosial dan alat (tempat, waktu, dan suasana) terjadinya peristiwa.
5. Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita/dongeng.
Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun-temurun.
a. Dongeng Binatang atau Fabel
Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai manusia dan menggambarkan watak serta budi pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan Kelinci merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya mereka digambarkan sebagai hewan yang cerdik, licik, dan jenaka.
b. Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah dongeng tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu bercerita tentang penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, karena kejujurannya, akhirnya ia hidup bahagia.
Contoh lain adalah dongeng Lutung Kasarung. Dongeng ini mengisahkan seorang adik yang diasingkan oleh kakaknya ke hutan. Karena ketabahan sang adik, kakaknya mengakui kesalahannya sehingga sang adik bisa kembali ke istana.
c. Dongeng Lelucon
Dongeng lelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.
Berdasarkan isinya, dongeng terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng.
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang.
Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”.
Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun".
2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat.
Legenda adalah cerita prosa rakyat, dianggap yang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Berbeda dengan mite, legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia yang kita kenal sekarang. Legenda sering dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), walaupun sejarah itu karena tidak tertulis telah mengalami distorsi, sehingga sering kali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya. Legenda biasanya bersifat migratoris, yakni berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah berbeda.
Contoh: Dongeng “Rawa Pening”. Dongeng "Terjadinya Danau Toba".
3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme. Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau,
Mite di Indonesia dapat dibagi menjadi dua macam, berdasarkan tempat asalnya, yakni: yang asli Indonesia dan yang berasal dari luar negeri, terutama dari India, Arab, dan Negara sekitar laut tengah. Mite Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogony), terjadinya susunan para dewa, dunia dewata (pantheon), terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture hero), terjadinya makanan pokok, seperti beras dan sebagainya, untuk pertama kali. Mite biasanya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia, maut, binatang, topografi, gejala alam, dan sebagaainya.Mite juga mengisahkan petualangan para dewa, percintaan, kekerabatan, perang, dan lain-lain. Dengan kata lain, mite merupakan bentuk prosa yang menggambarkan asal-usul sesuatu. Karena itu mite sering merangsang otak untuk membacanya. Paling tidak otak manusia akan terangsang mengikuti mite karena logikanya dapat dipertanggungjawabkan
Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”.
4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal.
Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”.
5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau
hikmah sebagai pedoman hidup.
Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”.
MATERI KALIMAT BERITA
Menggunakan Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan atau melakukan sesuatu. Kalimat berita dibagi menjadi dua hal, yakni kalimat berita positif dan kalimat berita negatif.
Berdasarkan fungsinya, kalimat dibagi 3 yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Kalimat berita berfungsi memberikan informasi, kalimat tanya berfungsi menanyakan sesuatu. Adapun kalimat perintah berfungsi menyuruh seseorang melakukan sesuatu.
Kalimat berita dibagi dua, yaitu kalimat berita positif dan kalimat berita negatif.
1. Kalimat Berita Positif
Kalimat berita positif adalah kalimat berita yang isinya menyatakan sesuatu yang positif.
Contoh:
Di tingkat nasional maupun internasional, Indonesia diminta untuk mengambil langkah-langkah
penanganan keselamatan jalan secara komprehensif.
1. Budaya sains perlu ditumbuhkan.
2. Andini belajar setiap hari.
3. Pesawat terbang presiden dirancang secara khusus.
2. Kalimat Berita Negatif
Kalimat berita negatif adalah kalimat berita yang isinya menyatakan sesuatu yang negatif. Kalimat berita negatif biasanya ditandai dengan kata
tidak, bukan, dan belum.
Contoh: Kendaraan yang tidak layak jalan adalah satu penyebab kecelakaan yang menonjol di Indonesia.
1. Peserta belum mendapat pembinaan yang maksimal.
2. Afrizal tidak pernah datang ke rumah pamanku.
3. Karena belum mengerjakan tugas rumah, Ridwan mendapat teguran dari Bu guru.
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan atau melakukan sesuatu. Kalimat berita dibagi menjadi dua hal, yakni kalimat berita positif dan kalimat berita negatif.
Berdasarkan fungsinya, kalimat dibagi 3 yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Kalimat berita berfungsi memberikan informasi, kalimat tanya berfungsi menanyakan sesuatu. Adapun kalimat perintah berfungsi menyuruh seseorang melakukan sesuatu.
Kalimat berita dibagi dua, yaitu kalimat berita positif dan kalimat berita negatif.
1. Kalimat Berita Positif
Kalimat berita positif adalah kalimat berita yang isinya menyatakan sesuatu yang positif.
Contoh:
Di tingkat nasional maupun internasional, Indonesia diminta untuk mengambil langkah-langkah
penanganan keselamatan jalan secara komprehensif.
1. Budaya sains perlu ditumbuhkan.
2. Andini belajar setiap hari.
3. Pesawat terbang presiden dirancang secara khusus.
2. Kalimat Berita Negatif
Kalimat berita negatif adalah kalimat berita yang isinya menyatakan sesuatu yang negatif. Kalimat berita negatif biasanya ditandai dengan kata
tidak, bukan, dan belum.
Contoh: Kendaraan yang tidak layak jalan adalah satu penyebab kecelakaan yang menonjol di Indonesia.
1. Peserta belum mendapat pembinaan yang maksimal.
2. Afrizal tidak pernah datang ke rumah pamanku.
3. Karena belum mengerjakan tugas rumah, Ridwan mendapat teguran dari Bu guru.
MATERI BUKU HARIAN
Buku harian merupakan suatu bentuk tulisan pribadi. Dalam buku harian, kamu dapat mengungkapkan pikiran dan perasaanmu secara jujur. Buku harian merupakan tempat kamu mengungkapkan pikiran, perasaan, atau pengalaman. Semua itu dapat diungkapkan secara efektif dengan menggunakan kalimat ekspresif. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Hal ini berarti bahwa kalimat yang diungkapkan secara ekspresif tidak sekadar menceritakan, tetapi juga melukiskan.
Buku harian yang ditulis pada usia remaja disebut buku harian masa remaja. Sebagian remaja menyebut buku harian dengan diary. Biasanya, buku harian masa remaja lebih banyak mengungkapkan petualangan menemukan
Ada beberapa unsur yang harus ada dalam tulisan di buku harianmu. Unsur-unsur itu adalah waktu, tempat, peristiwa, dan suasana. Yang meliputi :
1. Tanggal penulisan
2. Peristiwa yang dialami.
3. Waktu peristiwa itu terjadi
4. Tempat peristiwa itu terjadi
5. Orang yang terlibat dalam peristiwa itu
6. Perasaan/kesan atau harapan terhadap peristiwa itu.
Ada beberapa manfaat menulis buku harian. Manfaat itu antara lain :
1. Menjadi sumber inspirasi.
2. Mengasah rasa bahasa.
3. Membuat memori/ingatan bertambah kuat.
4. Membuat indra bertambah tajam.
5. Membuat mengerti banyak hal.
6. Membuat lebih kreatif.
7. Membuat pandai mengatur gagasan.
8. Melatih kecerdasan emosi.
9. Mengabadikan peristiwa penting.
Langkah-langkah menulis buku harian yang baik :
1. Menulis dengan sopan, serta merta, tidak perlu dikonsep seperti mengarang.
2. Menulis secara jujur.
3. Menulis secara mendalam. Keluarkan pikiran serta perasaan yang terdalam.
4. Menulis kapan saja ketika mau.
5. Mengungkapkan perasaan dengan kata-kata atau gambar, dan tanda baca. Misalkan tanda seru untuk mewakili marah, tanda tanya untuk keraguan dan ketidakpastian.
6. Menulis pokok-pokok sebuah pengalaman pribadi.
7. Mengembangkan pokok-pokok pengalaman tersebut dengan memerhatikan waktu dan tempat peristiwa.
8. Menggunakan bahasa yang ekspresif untuk mencurahkan perasaan dan pemikiranmu.
1. Mencermati Buku Harian
Buku harian merupakan buku catatan harian yang berisi curahan perasaan atau peristiwa-peristiwa pribadi. Setiap hari kalian mengalami peristiwa atau pengalaman yang sangat istimewa dan sayang untuk dilupakan. Untuk itu, sebaiknya ditulis dalam buku harian.
Berikut ini contoh buku harian yang ditulis temanmu.
2. Menulis buku harian
Perhatikan contoh berikut ini.
1) Waktu : 22 Desember 2007
2) Tempat : Semarang
3) Peristiwa : Aku belajar menjadi ibu
Dari keterangan tersebut dapat kita tulis dalam buku harian seperti berikut ini.
Semarang, 22 Desember 2007
Badanku terasa capek karena seharian ini aku mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, belanja, dan memasak aku kerjakan sendiri. Duh repotnya!
Selama ini aku hanya sekolah, les, ikut ekstra kurikuler, dan nonton TV. Tak pernah sekalipun aku membantu ibuku. Aku hanya diam saja kalau melihat ibuku kerepotan. Bahkan pura-pura sibuk mengerjakan PR.
Kali ini aku tak bisa duduk saja. Ibuku masuk rumah sakit sehingga aku harus menggantikan tugas ibu. Walau capek, tapi aku bisa merasakan berapa berat tugas ibuku.Ibu, di hari Ibu ini aku ingin mengucapkan terima kasih padamu.
Selain dalam bentuk prosa, kalian juga dapat menuliskannya dalam bentuk puisi, seperti contoh berikut ini.
Semarang, akhir tahun 2007
Ibu,
Terima bunga
dari anakmu
Sebagai ucapan
terima kasihku
untuk semua pengorbananmu!
Perhatikan contoh kutipan dalam buku harian berikut.
Malam minggu bertaburan bintang, 4 Januari …
Duh, kamu … membuatku sulit tidur malam ini
Matamu itu, saat memandangku …
Bak malam minggu bertaburan bintang.
Suerrr, kerlap-kerlipnya menembus jantungku.
Aku jadi rindu selalu padamu.
Rinduku terobati ketika tadi sore kau ajak aku jalan-jalan ke Blok M
Kita beli es krim vanilla satu cup untuk bedua,
Kita nikmati bersama.
Perhatikan contoh berikut.
Menceritakan
Ia benar-benar marah. “Keluar!” teriaknya. Saya tahu apa yang harus saya lakukan, yaitu meninggalkannya.
Melukiskan
Sepasang alisnya yang tebal menyatu. Keningnya berkerut-kusut. Matanya merah menyala memandang ke arah saya. Suaranya lirih serak menekan. “Keluar!” giginya menggegat. Saya pun segera lari keluar seperti seekor tikus yang menghindari terkaman kucing.
Buku harian yang ditulis pada usia remaja disebut buku harian masa remaja. Sebagian remaja menyebut buku harian dengan diary. Biasanya, buku harian masa remaja lebih banyak mengungkapkan petualangan menemukan
Ada beberapa unsur yang harus ada dalam tulisan di buku harianmu. Unsur-unsur itu adalah waktu, tempat, peristiwa, dan suasana. Yang meliputi :
1. Tanggal penulisan
2. Peristiwa yang dialami.
3. Waktu peristiwa itu terjadi
4. Tempat peristiwa itu terjadi
5. Orang yang terlibat dalam peristiwa itu
6. Perasaan/kesan atau harapan terhadap peristiwa itu.
Ada beberapa manfaat menulis buku harian. Manfaat itu antara lain :
1. Menjadi sumber inspirasi.
2. Mengasah rasa bahasa.
3. Membuat memori/ingatan bertambah kuat.
4. Membuat indra bertambah tajam.
5. Membuat mengerti banyak hal.
6. Membuat lebih kreatif.
7. Membuat pandai mengatur gagasan.
8. Melatih kecerdasan emosi.
9. Mengabadikan peristiwa penting.
Langkah-langkah menulis buku harian yang baik :
1. Menulis dengan sopan, serta merta, tidak perlu dikonsep seperti mengarang.
2. Menulis secara jujur.
3. Menulis secara mendalam. Keluarkan pikiran serta perasaan yang terdalam.
4. Menulis kapan saja ketika mau.
5. Mengungkapkan perasaan dengan kata-kata atau gambar, dan tanda baca. Misalkan tanda seru untuk mewakili marah, tanda tanya untuk keraguan dan ketidakpastian.
6. Menulis pokok-pokok sebuah pengalaman pribadi.
7. Mengembangkan pokok-pokok pengalaman tersebut dengan memerhatikan waktu dan tempat peristiwa.
8. Menggunakan bahasa yang ekspresif untuk mencurahkan perasaan dan pemikiranmu.
1. Mencermati Buku Harian
Buku harian merupakan buku catatan harian yang berisi curahan perasaan atau peristiwa-peristiwa pribadi. Setiap hari kalian mengalami peristiwa atau pengalaman yang sangat istimewa dan sayang untuk dilupakan. Untuk itu, sebaiknya ditulis dalam buku harian.
Berikut ini contoh buku harian yang ditulis temanmu.
2. Menulis buku harian
Perhatikan contoh berikut ini.
1) Waktu : 22 Desember 2007
2) Tempat : Semarang
3) Peristiwa : Aku belajar menjadi ibu
Dari keterangan tersebut dapat kita tulis dalam buku harian seperti berikut ini.
Semarang, 22 Desember 2007
Badanku terasa capek karena seharian ini aku mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, belanja, dan memasak aku kerjakan sendiri. Duh repotnya!
Selama ini aku hanya sekolah, les, ikut ekstra kurikuler, dan nonton TV. Tak pernah sekalipun aku membantu ibuku. Aku hanya diam saja kalau melihat ibuku kerepotan. Bahkan pura-pura sibuk mengerjakan PR.
Kali ini aku tak bisa duduk saja. Ibuku masuk rumah sakit sehingga aku harus menggantikan tugas ibu. Walau capek, tapi aku bisa merasakan berapa berat tugas ibuku.Ibu, di hari Ibu ini aku ingin mengucapkan terima kasih padamu.
Selain dalam bentuk prosa, kalian juga dapat menuliskannya dalam bentuk puisi, seperti contoh berikut ini.
Semarang, akhir tahun 2007
Ibu,
Terima bunga
dari anakmu
Sebagai ucapan
terima kasihku
untuk semua pengorbananmu!
Perhatikan contoh kutipan dalam buku harian berikut.
Malam minggu bertaburan bintang, 4 Januari …
Duh, kamu … membuatku sulit tidur malam ini
Matamu itu, saat memandangku …
Bak malam minggu bertaburan bintang.
Suerrr, kerlap-kerlipnya menembus jantungku.
Aku jadi rindu selalu padamu.
Rinduku terobati ketika tadi sore kau ajak aku jalan-jalan ke Blok M
Kita beli es krim vanilla satu cup untuk bedua,
Kita nikmati bersama.
Perhatikan contoh berikut.
Menceritakan
Ia benar-benar marah. “Keluar!” teriaknya. Saya tahu apa yang harus saya lakukan, yaitu meninggalkannya.
Melukiskan
Sepasang alisnya yang tebal menyatu. Keningnya berkerut-kusut. Matanya merah menyala memandang ke arah saya. Suaranya lirih serak menekan. “Keluar!” giginya menggegat. Saya pun segera lari keluar seperti seekor tikus yang menghindari terkaman kucing.
MATERI PENGALAMAN MENGESANKAN
Setiap orang tentu mempunyai pengalaman, pengalaman itu mungkin pengalaman yang menggembirakan, menyedihkan, menggelikan, atau menakutkan. Pengalaman adalah guru yang terbaik dan kita dapat belajar dari pengalaman. Pengalaman adalah segala sesuatu yang kamu lihat, amati, teliti, dengar, dan sebagainya. Coba, kamu ceritakan pengalamanmu yang mengesankan!
Pengalaman pribadi adalah peristiwa yang pernah dialami diri sendiri. Pengalaman pribadi yang mengesankan adalah peristiwa yang pernah dialami diri sendiri dan sulit dilupakan.
Tidak ada pengalaman yang sia-sia. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Ini berarti kita dapat belajar dari pengalaman, baik pengalaman yang kita alami sendiri maupun pengalaman orang lain. Agar kamu dapat menceritakan pengalamanmu yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan ungkapan peribahasa yang menarik, kamu akan melakukan serangkaian aktivitas berikut:
(1) mengamati contoh pengalaman yang mengesankan,
(2) menemukan ciri pengalaman yang mengesankan,
(3) memilih pengalamanmu yang paling mengesankan untuk kamu ceritakan,
(4) membuat kerangka cerita, dan
(5) menyampaikan cerita yang telah kamu susun kerangkanya tersebut secara lisan dengan memberdayakan ungkapan/peribahasa.
Tanggapan kamu terhadap penyampaian cerita pengalaman harus meliputi hal-hal berikut.
1. Kesesuaian isi dengan pokok-pokok pengalaman.
2. Pelafalan kata.
3. Intonasi, yaitu pengaturan tinggi rendah suara dan cepat lambatnya cerita.
1. Memilih Pengalaman yang Berkesan
Bagaimanakah cara membuat orang lain terkesan dengan cerita pengalamanmu?
a. Ingat-ingatlah pengalamanmu yang menurutmu menarik dan tidak terlupakan, misalnya:
1) Pengalaman menggelikan
Pada waktu peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang kondenya terlepas dan menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar kondenya sambil menaikkan kain jaritnya.
2) Pengalaman konyol
Saat kamu berulang tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu buah cabe yang dimasukkan dalam kardus besar dan dibungkus dengan rapi.
3) Pengalaman menyenangkan
Ketika ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bias mengerjakan soal-soal yang diberikan, tetapi ketika hasil ulangan dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
b. Memilih salah satu pengalaman yang menurutmu sangat menarik.
c. Kembangkanlah pengalamanmu menjadi cerita yang sangat menarik.
Kamu pasti mempunyai segudang pengalaman. Berikut ini merupakan contoh pengalaman-pengalaman yang mungkin saja kamu alami.
a. Hari pertama masuk sekolah baru.
b. Berlibur di rumah kakek-nenek.
c. Adik kecil baru lahir.
d. Sahabatku meninggal dunia.
e. Kehilangan dompet di bioskop.
Dari kelima contoh pengalaman di atas, bisa saja pengalaman ketiga, yaitu adik kecil baru lahir merupakan pengalaman yang paling mengesankan bagimu. Pengalaman itu mengesankan karena kehadiran seorang adik membuat rumahmu menjadi kian semarak
Pengalaman (1)
Masangin
Pada liburan lalu, aku pergi ke Yogyakarta. Suatu sore, aku pergi ke Alun- Alun Kidul yang berada di selatan keraton Yogyakarta. Di sana ada permainan yang terkenal. Masangin, namanya. Dalam permainan itu, kita harus masuk di antara dua pohon beringin. Banyak orang yang mencoba permainan tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang dapat melakukannya. Hal ini karena saat melalui dua pohon tersebut, mata kita harus ditutup kain. Kita bisa menyewa kain itu seharga Rp3.000,00.
Berkali-kali aku mencoba, tetapi aku gagal. Esoknya aku kembali lagi dan mencobanya lagi. Mamaku juga mencoba lagi, tetapi gagal. Akhirnya, aku berhasil, tetapi saat melewati dua pohon tersebut kakiku tersandung akar pohon beringin. Aduh..., sakitnya kakiku!
Pengalaman : Khilda Azka Krisnani
Sumber : tabloid anak Yunior, edisi 25
Tahun Ke-8, 5 Agustus 2009
Salah Sepatu
Kemarin aku disuruh ibu mencuci sepatu. Aku mencuci sepatu ayah, ibu, adik, dan sepatuku juga. Kebetulan sepatuku dan sepatu adikku sama model dan warnanya, hanya ukurannya yang berbeda sedikit. Keesokan harinya, aku bangun agak kesiangan. Segera aku mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah, aku merasa sepatu yang aku pakai agak sesak. Aku baru menyadarinya ketika pulang sekolah. Waktu itu adikku bercerita kalau ia memakai sepatu kebesaran. Oh, ternyata sepatu kami tertukar.
Pengalaman pribadi adalah peristiwa yang pernah dialami diri sendiri. Pengalaman pribadi yang mengesankan adalah peristiwa yang pernah dialami diri sendiri dan sulit dilupakan.
Tidak ada pengalaman yang sia-sia. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Ini berarti kita dapat belajar dari pengalaman, baik pengalaman yang kita alami sendiri maupun pengalaman orang lain. Agar kamu dapat menceritakan pengalamanmu yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan ungkapan peribahasa yang menarik, kamu akan melakukan serangkaian aktivitas berikut:
(1) mengamati contoh pengalaman yang mengesankan,
(2) menemukan ciri pengalaman yang mengesankan,
(3) memilih pengalamanmu yang paling mengesankan untuk kamu ceritakan,
(4) membuat kerangka cerita, dan
(5) menyampaikan cerita yang telah kamu susun kerangkanya tersebut secara lisan dengan memberdayakan ungkapan/peribahasa.
Tanggapan kamu terhadap penyampaian cerita pengalaman harus meliputi hal-hal berikut.
1. Kesesuaian isi dengan pokok-pokok pengalaman.
2. Pelafalan kata.
3. Intonasi, yaitu pengaturan tinggi rendah suara dan cepat lambatnya cerita.
1. Memilih Pengalaman yang Berkesan
Bagaimanakah cara membuat orang lain terkesan dengan cerita pengalamanmu?
a. Ingat-ingatlah pengalamanmu yang menurutmu menarik dan tidak terlupakan, misalnya:
1) Pengalaman menggelikan
Pada waktu peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang kondenya terlepas dan menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar kondenya sambil menaikkan kain jaritnya.
2) Pengalaman konyol
Saat kamu berulang tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu buah cabe yang dimasukkan dalam kardus besar dan dibungkus dengan rapi.
3) Pengalaman menyenangkan
Ketika ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bias mengerjakan soal-soal yang diberikan, tetapi ketika hasil ulangan dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
b. Memilih salah satu pengalaman yang menurutmu sangat menarik.
c. Kembangkanlah pengalamanmu menjadi cerita yang sangat menarik.
Kamu pasti mempunyai segudang pengalaman. Berikut ini merupakan contoh pengalaman-pengalaman yang mungkin saja kamu alami.
a. Hari pertama masuk sekolah baru.
b. Berlibur di rumah kakek-nenek.
c. Adik kecil baru lahir.
d. Sahabatku meninggal dunia.
e. Kehilangan dompet di bioskop.
Dari kelima contoh pengalaman di atas, bisa saja pengalaman ketiga, yaitu adik kecil baru lahir merupakan pengalaman yang paling mengesankan bagimu. Pengalaman itu mengesankan karena kehadiran seorang adik membuat rumahmu menjadi kian semarak
Pengalaman (1)
Masangin
Pada liburan lalu, aku pergi ke Yogyakarta. Suatu sore, aku pergi ke Alun- Alun Kidul yang berada di selatan keraton Yogyakarta. Di sana ada permainan yang terkenal. Masangin, namanya. Dalam permainan itu, kita harus masuk di antara dua pohon beringin. Banyak orang yang mencoba permainan tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang dapat melakukannya. Hal ini karena saat melalui dua pohon tersebut, mata kita harus ditutup kain. Kita bisa menyewa kain itu seharga Rp3.000,00.
Berkali-kali aku mencoba, tetapi aku gagal. Esoknya aku kembali lagi dan mencobanya lagi. Mamaku juga mencoba lagi, tetapi gagal. Akhirnya, aku berhasil, tetapi saat melewati dua pohon tersebut kakiku tersandung akar pohon beringin. Aduh..., sakitnya kakiku!
Pengalaman : Khilda Azka Krisnani
Sumber : tabloid anak Yunior, edisi 25
Tahun Ke-8, 5 Agustus 2009
Salah Sepatu
Kemarin aku disuruh ibu mencuci sepatu. Aku mencuci sepatu ayah, ibu, adik, dan sepatuku juga. Kebetulan sepatuku dan sepatu adikku sama model dan warnanya, hanya ukurannya yang berbeda sedikit. Keesokan harinya, aku bangun agak kesiangan. Segera aku mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah, aku merasa sepatu yang aku pakai agak sesak. Aku baru menyadarinya ketika pulang sekolah. Waktu itu adikku bercerita kalau ia memakai sepatu kebesaran. Oh, ternyata sepatu kami tertukar.
MATERI MEMBACA CEPAT
Ada tiga hal yang dapat menentukan kecepatan baca seseorang, yaitu gerak mata, penguasaan kosakata, dan konsentrasi. Selain itu, berikut ini ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam membaca cepat yang perlu kalian ketahui.
1. Vokalisasi, yaitu menyuarakan setiap kata yang dibaca.
2. Subvokalisasi, yaitu mengucapkan kata-kata dalam bacaan secara berbisik/batin.
3. Regresi, yaitu membaca mundur, kebiasaan mengulang kata/kalimat yang telah dibaca karena merasa kurang dapat menangkap arti atau terasa ada sesuatu yang hilang.
4. Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris-baris bacaan.
5. Membaca dengan menunjuk baris-baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat yang lain.
6. Membaca kata demi kata.
7. Ketidaksiapan mental.
8. Susah untuk berkonsentrasi sewaktu membaca.
9. Ketiadaan atau kurang motivasi.
10. Tidak dapat cepat menemukan pikiran pokok bacaan, dan lain-lain.
1. Teknik Membaca
Berikut ini adalah teknik membaca untuk mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM).
a. Skimming
Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum, bagian penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca.
b. Scanning
Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi tertentu, misalnya kata-kata tertentu dalam kamus atau nomor telepon.
c. Selecting
Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan. Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat kabar.
d. Skipping
Adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti.
Setelah mengetahui beberapa teknik membaca, kamu dapat menghitung sendiri KEM dengan rumus sebagai berikut.
Jumlah kata dalam teks
X … % pemahaman = … kpm (kata per menit)
Waktu baca per menit
Contoh:
Jumlah kata dalam teks: 300, waktu baca: 2 menit, persentase pemahaman 70% (angka 70% ini merupakan angka untuk pemahaman minimal).
Maka, KEM = 300 : 2 X 70% = 105 kpm
1. Vokalisasi, yaitu menyuarakan setiap kata yang dibaca.
2. Subvokalisasi, yaitu mengucapkan kata-kata dalam bacaan secara berbisik/batin.
3. Regresi, yaitu membaca mundur, kebiasaan mengulang kata/kalimat yang telah dibaca karena merasa kurang dapat menangkap arti atau terasa ada sesuatu yang hilang.
4. Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris-baris bacaan.
5. Membaca dengan menunjuk baris-baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat yang lain.
6. Membaca kata demi kata.
7. Ketidaksiapan mental.
8. Susah untuk berkonsentrasi sewaktu membaca.
9. Ketiadaan atau kurang motivasi.
10. Tidak dapat cepat menemukan pikiran pokok bacaan, dan lain-lain.
1. Teknik Membaca
Berikut ini adalah teknik membaca untuk mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM).
a. Skimming
Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum, bagian penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca.
b. Scanning
Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi tertentu, misalnya kata-kata tertentu dalam kamus atau nomor telepon.
c. Selecting
Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan. Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat kabar.
d. Skipping
Adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti.
Setelah mengetahui beberapa teknik membaca, kamu dapat menghitung sendiri KEM dengan rumus sebagai berikut.
Jumlah kata dalam teks
X … % pemahaman = … kpm (kata per menit)
Waktu baca per menit
Contoh:
Jumlah kata dalam teks: 300, waktu baca: 2 menit, persentase pemahaman 70% (angka 70% ini merupakan angka untuk pemahaman minimal).
Maka, KEM = 300 : 2 X 70% = 105 kpm
MATERI BERITA
Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita adalah informasi seputar peristiwa yang terjadi pada suatu waktu. Selain itu, unsur-unsur yang terdapat dalam berita adalah sebagai berikut.
1. What (apa yang terjadi)?
2. When (kapan terjadinya)?
3. Where (di mana terjadinya)?
4. Why (mengapa terjadi)?
5. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu)?
6. How (Bagaimana terjadinya peristiwa itu?
a. Apa (what) yang menjadi pokok permasalahan dalam berita.
b. Siapa (who) yang terlibat dan menjadi inti pemberitaan itu.
c. Di mana (where) terjadinya peristiwa dalam pemberitaan itu.
d. Kapan (when) berlangsungnya peristiwa dalam pemberitaan itu.
e. Mengapa (why) peristiwa terjadi hingga menjadi bahan pemberitaan.
f. Bagaimana (how) proses penyelesaian atau akhir dari persitiwa yang diberitakan tersebut.
saat mendengarkan sebuah berita, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menemukan inti sari berita tersebut.
Cara yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mendengarkan dengan penuh konsentrasi sehingga mampu merekam penyampaian berita tersebut.
b. Mendengarkan sambil melakukan pencatatan pokok-pokok isi berita.
c. Merekam dengan alat bantu, misalnya foto/kamera, video, tape recorder, dan sebagainya.
Jika disampaikan dengan cara dibacakan, baik melalui media televisi, radio, maupun dibacakan oleh teman, berita tersebut merupakan ragam bicara yang diterima informasinya dengan cara didengarkan atau disimak.
Ciriciri sebuah berita yang baik antara lain menarik perhatian, aktual (terkini), segera, singkat, lugas, dan sederhana.
Untuk dapat mengetahui pokok-pokok berita dengan mudah, perhatikanlah beberapa hal berikut ini.
a. Pokok berita atau berita utama biasanya disampaikan di awal pembacaan berita.
b. Pahamilah peristiwa yang terjadi, sebab peristiwa, tempat peristiwa, dan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
c. Apa akibat dari peristiwa tersebut karena akan menjelaskan pokok berita.
d. Pendapat seseorang atau seorang ahli biasanya juga menjelaskan pokok berita.
Masalah-masalah aktual adalah masalah yang menjadi perbincangan hangat orang banyak saat ini. Permasalahan aktual dapat berupa kejadian massal, seperti bencana alam, demonstrasi, tawuran, dan wabah penyakit. Selain itu, dapat pula kejadian yang menimpa seseorang, seperti tragedy akibat kasus tertentu dan kriminalitas.
Unsur-unsur tersebut dikenal dengan rumus 5W dan 1H.
Berdasarkan acuan tersebut, kamu bisa menentukan acara-acara televisi di atas termasuk acara berita atau bukan.
1. What (apa yang terjadi)?
Ledakan sumur migas Sukowati karena eksplorasi dan eksploitasi migas di kawasan padat huni.
2. When (kapan terjadinya)?
Setiap tahun dalam 5 tahun terakhir (2001-2006).
3. Where (di mana terjadinya)?
Di Jawa Timur.
4. Why (mengapa terjadi)?
Adanya gas kick (tendangan gas) ketika pengeboran mencapai kedalaman 6.300 feet, lalu petugas mencoba menyemprot lumpur padat, tapi gagal, tidak mampu menghambat laju gas dan akhirnya menyembur.
5. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu)?
Security Supervisor Djoko Agus, Walhi.
6. How (Bagaimana tindak lanjutnya)? Walhi mendesak pemerintah segera mengevaluasi seluruh kebijakan dan tindakannya atas ijin eksplorasi dan eksploitasi migas di kawasan padat huni di pulau Jawa.
Selain unsur-unsur yang disebutkan di atas, dalam teks berita menggunakan kalimat berita, yaitu jenis kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Kalimat berita ini mendorong pendengar/pembaca untuk memberikan tanggapan dalam bentuk sikap atau isyarat. Kalimat berita terdiri atas empat bentuk.
a. Kalimat berita kepastian.
Contoh:
- Ibu akan ke pasar pagi ini.
b. Kalimat berita pengingkaran.
Contoh:
- Saya tidak akan datang dalam acara itu.
c. Kalimat berita kesangsian.
Contoh:
- Barangkali nenek sudah berangkat ke Jakarta.
d. Kalimat berita bentuk lainnya.
Contoh:
- Mengapa rumah Pak Ali kebakaran, tak seorang pun mengetahui penyebabnya. Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar rumah besar milik Pak Ali itu.
1. What (apa yang terjadi)?
2. When (kapan terjadinya)?
3. Where (di mana terjadinya)?
4. Why (mengapa terjadi)?
5. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu)?
6. How (Bagaimana terjadinya peristiwa itu?
a. Apa (what) yang menjadi pokok permasalahan dalam berita.
b. Siapa (who) yang terlibat dan menjadi inti pemberitaan itu.
c. Di mana (where) terjadinya peristiwa dalam pemberitaan itu.
d. Kapan (when) berlangsungnya peristiwa dalam pemberitaan itu.
e. Mengapa (why) peristiwa terjadi hingga menjadi bahan pemberitaan.
f. Bagaimana (how) proses penyelesaian atau akhir dari persitiwa yang diberitakan tersebut.
saat mendengarkan sebuah berita, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menemukan inti sari berita tersebut.
Cara yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mendengarkan dengan penuh konsentrasi sehingga mampu merekam penyampaian berita tersebut.
b. Mendengarkan sambil melakukan pencatatan pokok-pokok isi berita.
c. Merekam dengan alat bantu, misalnya foto/kamera, video, tape recorder, dan sebagainya.
Jika disampaikan dengan cara dibacakan, baik melalui media televisi, radio, maupun dibacakan oleh teman, berita tersebut merupakan ragam bicara yang diterima informasinya dengan cara didengarkan atau disimak.
Ciriciri sebuah berita yang baik antara lain menarik perhatian, aktual (terkini), segera, singkat, lugas, dan sederhana.
Untuk dapat mengetahui pokok-pokok berita dengan mudah, perhatikanlah beberapa hal berikut ini.
a. Pokok berita atau berita utama biasanya disampaikan di awal pembacaan berita.
b. Pahamilah peristiwa yang terjadi, sebab peristiwa, tempat peristiwa, dan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
c. Apa akibat dari peristiwa tersebut karena akan menjelaskan pokok berita.
d. Pendapat seseorang atau seorang ahli biasanya juga menjelaskan pokok berita.
Masalah-masalah aktual adalah masalah yang menjadi perbincangan hangat orang banyak saat ini. Permasalahan aktual dapat berupa kejadian massal, seperti bencana alam, demonstrasi, tawuran, dan wabah penyakit. Selain itu, dapat pula kejadian yang menimpa seseorang, seperti tragedy akibat kasus tertentu dan kriminalitas.
Unsur-unsur tersebut dikenal dengan rumus 5W dan 1H.
Berdasarkan acuan tersebut, kamu bisa menentukan acara-acara televisi di atas termasuk acara berita atau bukan.
1. What (apa yang terjadi)?
Ledakan sumur migas Sukowati karena eksplorasi dan eksploitasi migas di kawasan padat huni.
2. When (kapan terjadinya)?
Setiap tahun dalam 5 tahun terakhir (2001-2006).
3. Where (di mana terjadinya)?
Di Jawa Timur.
4. Why (mengapa terjadi)?
Adanya gas kick (tendangan gas) ketika pengeboran mencapai kedalaman 6.300 feet, lalu petugas mencoba menyemprot lumpur padat, tapi gagal, tidak mampu menghambat laju gas dan akhirnya menyembur.
5. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu)?
Security Supervisor Djoko Agus, Walhi.
6. How (Bagaimana tindak lanjutnya)? Walhi mendesak pemerintah segera mengevaluasi seluruh kebijakan dan tindakannya atas ijin eksplorasi dan eksploitasi migas di kawasan padat huni di pulau Jawa.
Selain unsur-unsur yang disebutkan di atas, dalam teks berita menggunakan kalimat berita, yaitu jenis kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Kalimat berita ini mendorong pendengar/pembaca untuk memberikan tanggapan dalam bentuk sikap atau isyarat. Kalimat berita terdiri atas empat bentuk.
a. Kalimat berita kepastian.
Contoh:
- Ibu akan ke pasar pagi ini.
b. Kalimat berita pengingkaran.
Contoh:
- Saya tidak akan datang dalam acara itu.
c. Kalimat berita kesangsian.
Contoh:
- Barangkali nenek sudah berangkat ke Jakarta.
d. Kalimat berita bentuk lainnya.
Contoh:
- Mengapa rumah Pak Ali kebakaran, tak seorang pun mengetahui penyebabnya. Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar rumah besar milik Pak Ali itu.
MACAM-MACAM MAJAS
1.Klimaks
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
2.Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya
3.Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
4.Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
5.Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
6.Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
7.Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
8.Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
9.Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.
10.Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri.
11.Epanalepsis
Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
12.Anadiplosis
Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa berikutnya.
Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.
13.Aliterasi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
14.Asonansi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya
15.Anastrof atau Inversi
Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16.Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
17.Apostrof
Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir.
Contoh : Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau perjuangkan
18.Asindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
19.Polisindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
20.Kiasmus
Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu.
21.Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.
22.Eufimisme
Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran
23.Litotes
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri
Contoh : Mampirlah ke gubukku!
24.Histeron Proteron
adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya
25.Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
26.Tautologi
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
27.Parifrasis
Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya.
Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
28.Prolepsis atau Antisipasi
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
29.Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
Contoh : inikah yang kau namai bekerja?
30.Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
31.Koreksio atau Epanortosis
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
32.Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
33.Paradoks
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
34.Oksimoron
adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis
35.Asosiasi atau Simile
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
36.Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama.
Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita
37.Alegori
adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
38.Parabel
Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.
Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
39.Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting
40.Alusi
Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
41.Eponim
Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
42.Epitet
Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.
43.Sinekdoke
Pars Pro Tato
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya
Totem Pro Parte
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh : Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau
44.Metonimia
Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
45.Antonomasia
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
46.Hipalase
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut maskawin dari almarhum)
47.Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
48.Sinisme
adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
Contoh : Harum bener baumu pagi ini
49.Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga
50.Satire
Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
51.Inuendo
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
52.Antifrasis
Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
53.Pun atau Paronomasia
Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu
54.Simbolik
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang.
Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.
55.Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman.
56.Alusio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
57.Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
58.Eksklmasio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
59.Enumerasio
Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
60.Kontradiksio Interminis
Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
61.Anakronisme
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
62.Okupasi
Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar.
Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya.
63.Resentia
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh : “Apakah ibu mau….?
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
2.Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya
3.Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
4.Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
5.Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
6.Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
7.Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
8.Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
9.Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.
10.Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri.
11.Epanalepsis
Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
12.Anadiplosis
Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa berikutnya.
Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.
13.Aliterasi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
14.Asonansi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya
15.Anastrof atau Inversi
Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16.Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
17.Apostrof
Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir.
Contoh : Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau perjuangkan
18.Asindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
19.Polisindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
20.Kiasmus
Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu.
21.Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.
22.Eufimisme
Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran
23.Litotes
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri
Contoh : Mampirlah ke gubukku!
24.Histeron Proteron
adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya
25.Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
26.Tautologi
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
27.Parifrasis
Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya.
Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
28.Prolepsis atau Antisipasi
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
29.Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
Contoh : inikah yang kau namai bekerja?
30.Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
31.Koreksio atau Epanortosis
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
32.Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
33.Paradoks
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
34.Oksimoron
adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis
35.Asosiasi atau Simile
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
36.Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama.
Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita
37.Alegori
adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
38.Parabel
Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.
Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
39.Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting
40.Alusi
Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
41.Eponim
Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
42.Epitet
Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.
43.Sinekdoke
Pars Pro Tato
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya
Totem Pro Parte
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh : Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau
44.Metonimia
Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
45.Antonomasia
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
46.Hipalase
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut maskawin dari almarhum)
47.Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
48.Sinisme
adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
Contoh : Harum bener baumu pagi ini
49.Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga
50.Satire
Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
51.Inuendo
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
52.Antifrasis
Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
53.Pun atau Paronomasia
Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu
54.Simbolik
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang.
Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.
55.Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman.
56.Alusio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
57.Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
58.Eksklmasio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
59.Enumerasio
Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
60.Kontradiksio Interminis
Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
61.Anakronisme
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
62.Okupasi
Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar.
Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya.
63.Resentia
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh : “Apakah ibu mau….?
MACAM-MACAM MAJAS 1
Majas : Gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.
1) Majas Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam
2) Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
3) Majas Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) : Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antilesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
8) Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si
jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
28) Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :
=> Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk benda itu secara keseluruhan. Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
=> Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja. Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini
1) Majas Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam
2) Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
3) Majas Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) : Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antilesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
8) Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si
jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
28) Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :
=> Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk benda itu secara keseluruhan. Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
=> Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja. Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini
KETULUSAN SEORANG IBU
Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan kepada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km dari tempat tinggalnya. Kemudian keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyai kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang seribu rupiah, sedangkan harga bunga itu sepuluh ribu rupiah.
Pria itu tersenyum dan berkata, ayo ikut, aku akan membelikannmu bunga yang kau mau.Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai bunga mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk di kirimkan ke ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantarkan gadis kecil itu pulang kerumahnya. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, Ya tentu saja, maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?
Kemudian mereka berdua menuju ketempat yang ditunjukan oleh si gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setelah sampai ketujuan gadis kecil itu meletakkan bunga di atas pemakaman yang masih basah.
Melihat hal ini hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas ia kembali ke toko tadi dan membatalkan pengirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang di pesannya dan mengantarkan sendiri bunga untuk ibunya.
Apa yang ada dalam pikiran kamu setelah membaca kalimat demi kalimat di atas, pastilah sama dengan apa yang ada dalam pikiran saya setelah saya menulis kalimat tersebut., yakni ingat akan satu sosok \"malaikat\" yang di kirimkan Allah untuk menjaga , melindungi dan mengasihi kita. Bahkan memberi nyanyian penghibur, tersenyum untuk kita setiap saat, dan kita akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia, memberi sebagian dirinya dikala kita haus, mengajarkan doa agar kita dekat denganNya. Dialah sosok tua yang tak kenal lelah, tanpa pamrih tanpa memberi catatan harga apapun yang di lakukan untuk kita. Mari kita coba untuk kembali mengingat apa yang di korbankan untuk kita.
Renungilah ......., ingatlah wajahnya .............. sapalah namanya dalam doa walau ia tidak di depan kita.
Pria itu tersenyum dan berkata, ayo ikut, aku akan membelikannmu bunga yang kau mau.Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai bunga mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk di kirimkan ke ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantarkan gadis kecil itu pulang kerumahnya. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, Ya tentu saja, maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?
Kemudian mereka berdua menuju ketempat yang ditunjukan oleh si gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setelah sampai ketujuan gadis kecil itu meletakkan bunga di atas pemakaman yang masih basah.
Melihat hal ini hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas ia kembali ke toko tadi dan membatalkan pengirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang di pesannya dan mengantarkan sendiri bunga untuk ibunya.
Apa yang ada dalam pikiran kamu setelah membaca kalimat demi kalimat di atas, pastilah sama dengan apa yang ada dalam pikiran saya setelah saya menulis kalimat tersebut., yakni ingat akan satu sosok \"malaikat\" yang di kirimkan Allah untuk menjaga , melindungi dan mengasihi kita. Bahkan memberi nyanyian penghibur, tersenyum untuk kita setiap saat, dan kita akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia, memberi sebagian dirinya dikala kita haus, mengajarkan doa agar kita dekat denganNya. Dialah sosok tua yang tak kenal lelah, tanpa pamrih tanpa memberi catatan harga apapun yang di lakukan untuk kita. Mari kita coba untuk kembali mengingat apa yang di korbankan untuk kita.
Renungilah ......., ingatlah wajahnya .............. sapalah namanya dalam doa walau ia tidak di depan kita.
Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian / Ulangan
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pr / pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman. Selain itu
6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
Semoga tips cara belajar yang benar ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman. Selain itu
6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
Semoga tips cara belajar yang benar ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.
FAIDAH MENULIS
Sebelum membicarakan kiat, cara, atau teknik menulis, kita simak dulu apa saja manfaat menulis. Mengetahui manfaat ini penting, mengingat ia akan menjadi motivasi yang kuat bagi diri kita untuk mulai dan terus menulis. Manfaat menulis, baik sekadar menulis diary, menulis tanggapan di milis, bloger, atau media online, hingga menulis artikel ilmiah populer dan buku, antara lain sebagai berikut:
1. Self Expression. Menulis berarti mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan. Dijamin, “beban” yang ada dalam diri akan berkurang, serasa lepas, dengan menulis. Tulisan menjadi semacam sarana “curhat”. Apalagi jika kemudian tulisan itu dibaca dan ditanggapi orang lain. Anda akan merasa bahagia jika diperhatikan orang, bukan? Lagi pula, menurut sebuah penelitian, sumber kebahagiaan yang utama adalah ekspresi diri. Harta dan lainnya berada pada urutan berikutnya.
2. Self Image or Personal Branding. Dengan menulis, Anda akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui bahwa Anda orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus, atau sebaliknya… picik dan bloon. Tulisan Anda adalah “iklan” atau “promosi” tentang diri Anda kepada orang lain (personal branding). Anda akan memilki banyak fans atau supporter jika tulisan Anda memikat hati mereka. Anda pun akan menjadi orang populer, dikenal banyak orang.
3. Self Confident. Tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya (self confident). Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol dibandingkan yang lain. Jika orang memuji tulisan Anda, yakinlah kepercayaan diri Anda akan makin baik sekaligus memotivasi Anda untuk menulis lebih baik lagi.
3. Agent of Change. Dengan menulis, Anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide Anda. Andai RA Kartini tidak menulis surat kepada kawan-kawannya, dia tidak akan dijuluki “tokoh emansipasi wanita” atau orang tidak akan membicarakan hak-hak kaum wanita. Tulisan bahkan memiliki kekuatan untuk menggulingkan sebuah rezim pemerintah, juga dapat mencegah perang, membangkitkan semangat hidup, menyelamatkan nyawa. Selain itu, dengan menulis, ilmu yang Anda miliki tersebar kepada banyak orang. Jadilah Anda seorang guru.
4. Sharing. Selain berbagi ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagi pengalaman. Ini berarti, Anda menjadi “guru” bagi pembaca Anda. Bukankah sering dikatakan, pengalaman adalah guru terbaik? Pengalaman yang dituangkan dalam tulisan pasti mengandung hikmah (pelajaran).
5. Profit Making. Keuntungan finansial adalah bagian dari berkah menulis. Hampir semua media massa memberikan honor bagi penulisnya. Demikian pula penerbit buku yang memberikan royalti atau membeli naskah penulisnya. Anda bisa mencari nafkah dengan menulis, asalkan produktivitas menulis Anda tinggi atau memadai. JK Rowling yang hanya seorang guru miskin di Inggris pun tak pernah bermimpi jika Harry Potter akan mendunia, padahal semula ia hanya ingin menuliskan khayalan masa kecilnya.
6. Healthy Life. Menulis juga ternyata baik bagi kesehatan. Seorang penulis tersohor wanita, Fatima Mernissi, yakin bahwa setiap satu goresan tulisan dapat menghilangkan satu keriput di kantong mata. Menulis juga dapat mengencangkan kulit dan menyehatkan. Seorang psikolog peneliti, James Pennebaker, Ph.D. mendukung keyakinan Mernissi. Pennebaker membuktikan, bahwa menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas) seseorang. Dari sample mahasiswa yang dia teliti didapatkan kunjungan ke klinik kesehatan menurun dengan cukup signifikan setelah mereka menulis. Pemeriksaan darah yang dilakukan setelah mereka menulis pun menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Dari hasil penelitiannya, sebagaimana dikutip dalam buku Quantum Writing (2006), Pennebaker menyimpulkan, menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu menyelesaikan masalah, dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus menulis. Dalam jurnal Clinical Psychology, James Pennebaker, Ph.D dan Janet Seager, Ph.D melaporkan: orang yang memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental lebih sehat dari mereka yang tidak punya kebiasaan tersebut. Pikiran yang sehat tentunya akan memiliki kekuatan untuk memberi dampak positif pada tubuh kita secara fisik.
7. Trauma Healing. Terapi penyembuhan diri (trauma healing) antara lain merujuk pada Paulo Coelho yang dalam novel The Al Chemist. Ia menyarankan agar kita menuliskan segala kesedihan atau perasaan yang mengganggu dalam selembar kertas dan melarungkannya ke sungai. Niscaya kesedihan atau kekuatiran akan sirna!
8. Dakwah. Last but not least, menulis menjadi sarana dakwah, yakni da’wah bil qolam (dakwah dengan tulisan). Dengan tulisan, semua Muslim bisa menjadi jurudakwah, tanpa perlu malu, gugup, demam panggung, dan tanpa harus menjadi penceramah di atas mimbar. Menulis dalam konteks ini adalah dakwah tanpa mimbar. Hanya dengan mengutipkan sebuah ayat atau hadits di mading atau buletin, Anda sudah berdakwah. So, kibarkan panji Islam, sebarkan nilai-nilai Islam, dan lakukan ‘amar ma’ruf nahyi munkar, dengan tulisan!
1. Self Expression. Menulis berarti mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan. Dijamin, “beban” yang ada dalam diri akan berkurang, serasa lepas, dengan menulis. Tulisan menjadi semacam sarana “curhat”. Apalagi jika kemudian tulisan itu dibaca dan ditanggapi orang lain. Anda akan merasa bahagia jika diperhatikan orang, bukan? Lagi pula, menurut sebuah penelitian, sumber kebahagiaan yang utama adalah ekspresi diri. Harta dan lainnya berada pada urutan berikutnya.
2. Self Image or Personal Branding. Dengan menulis, Anda akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui bahwa Anda orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus, atau sebaliknya… picik dan bloon. Tulisan Anda adalah “iklan” atau “promosi” tentang diri Anda kepada orang lain (personal branding). Anda akan memilki banyak fans atau supporter jika tulisan Anda memikat hati mereka. Anda pun akan menjadi orang populer, dikenal banyak orang.
3. Self Confident. Tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya (self confident). Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol dibandingkan yang lain. Jika orang memuji tulisan Anda, yakinlah kepercayaan diri Anda akan makin baik sekaligus memotivasi Anda untuk menulis lebih baik lagi.
3. Agent of Change. Dengan menulis, Anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide Anda. Andai RA Kartini tidak menulis surat kepada kawan-kawannya, dia tidak akan dijuluki “tokoh emansipasi wanita” atau orang tidak akan membicarakan hak-hak kaum wanita. Tulisan bahkan memiliki kekuatan untuk menggulingkan sebuah rezim pemerintah, juga dapat mencegah perang, membangkitkan semangat hidup, menyelamatkan nyawa. Selain itu, dengan menulis, ilmu yang Anda miliki tersebar kepada banyak orang. Jadilah Anda seorang guru.
4. Sharing. Selain berbagi ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagi pengalaman. Ini berarti, Anda menjadi “guru” bagi pembaca Anda. Bukankah sering dikatakan, pengalaman adalah guru terbaik? Pengalaman yang dituangkan dalam tulisan pasti mengandung hikmah (pelajaran).
5. Profit Making. Keuntungan finansial adalah bagian dari berkah menulis. Hampir semua media massa memberikan honor bagi penulisnya. Demikian pula penerbit buku yang memberikan royalti atau membeli naskah penulisnya. Anda bisa mencari nafkah dengan menulis, asalkan produktivitas menulis Anda tinggi atau memadai. JK Rowling yang hanya seorang guru miskin di Inggris pun tak pernah bermimpi jika Harry Potter akan mendunia, padahal semula ia hanya ingin menuliskan khayalan masa kecilnya.
6. Healthy Life. Menulis juga ternyata baik bagi kesehatan. Seorang penulis tersohor wanita, Fatima Mernissi, yakin bahwa setiap satu goresan tulisan dapat menghilangkan satu keriput di kantong mata. Menulis juga dapat mengencangkan kulit dan menyehatkan. Seorang psikolog peneliti, James Pennebaker, Ph.D. mendukung keyakinan Mernissi. Pennebaker membuktikan, bahwa menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas) seseorang. Dari sample mahasiswa yang dia teliti didapatkan kunjungan ke klinik kesehatan menurun dengan cukup signifikan setelah mereka menulis. Pemeriksaan darah yang dilakukan setelah mereka menulis pun menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Dari hasil penelitiannya, sebagaimana dikutip dalam buku Quantum Writing (2006), Pennebaker menyimpulkan, menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu menyelesaikan masalah, dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus menulis. Dalam jurnal Clinical Psychology, James Pennebaker, Ph.D dan Janet Seager, Ph.D melaporkan: orang yang memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental lebih sehat dari mereka yang tidak punya kebiasaan tersebut. Pikiran yang sehat tentunya akan memiliki kekuatan untuk memberi dampak positif pada tubuh kita secara fisik.
7. Trauma Healing. Terapi penyembuhan diri (trauma healing) antara lain merujuk pada Paulo Coelho yang dalam novel The Al Chemist. Ia menyarankan agar kita menuliskan segala kesedihan atau perasaan yang mengganggu dalam selembar kertas dan melarungkannya ke sungai. Niscaya kesedihan atau kekuatiran akan sirna!
8. Dakwah. Last but not least, menulis menjadi sarana dakwah, yakni da’wah bil qolam (dakwah dengan tulisan). Dengan tulisan, semua Muslim bisa menjadi jurudakwah, tanpa perlu malu, gugup, demam panggung, dan tanpa harus menjadi penceramah di atas mimbar. Menulis dalam konteks ini adalah dakwah tanpa mimbar. Hanya dengan mengutipkan sebuah ayat atau hadits di mading atau buletin, Anda sudah berdakwah. So, kibarkan panji Islam, sebarkan nilai-nilai Islam, dan lakukan ‘amar ma’ruf nahyi munkar, dengan tulisan!
MEMBUDAYAKAN MENULIS MELALUI MADING
Dewasa ini pemerintah aktif mengampanyekan tentang budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat Indonesia. Tetapi hal tersebut tidak dibarengi dengan tindakan nyata. Hal itu dapat terlihat dari masih banyak fasilitas publik seperti perpustakaan yang masih kurang memadai, sehingga tidaklah mengherankan jika sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mempunyai minat untuk mengunjungi perpustakaan untuk membaca.
Untuk dapat membuat membaca dan menulis menjadi suatu budaya, maka hal tersebut haruslah ditanamkan pada generasi muda mulai saat ini. Hal itu dapat dimulai pada usia dini yakni usia Sekolah Dasar (SD). Selama ini masyarakat Indonesia terbiasa dengan budaya mendengarkan dan bertutur. Bukan hal yang mudah merubah mainset masyarakat Indonesia dari mendengarkan ke membaca maupun dari bertutur ke menulis. Untuk dapat mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya membaca dan menulis diperlukan peran aktif dari semua pihak terutama institusi pendidikan.
Sebagai contoh di kecamatan tempat tinggal saya, sebagian besar SD tidak mempunyai perpustakaan, sebagian lagi mempunyai perpustakan tetapi buku dan literaturnya sudah tidak relevan lagi dan ada beberapa SD sudah mengelola perpustakaannya dengan baik. Minimnya fasilitas perpustakaan pada tataran SD tidak harus dijadikan kendala untuk membentuk dan mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya membaca dan menulis. Salah satu solusi yang dapat diambil misalnya dengan mengaktifkan ekstrakulikuler majalah dinding (ekskul mading) di tataran SD. Di kecamatan tempat tinggal saya misalnya, dari SD yang ada, tidak lebih dari 20% yang mempunyai mading aktif (layak baca) selebihnya mempunyai mading pasif (tempat madingnya saja).
Peran ekskul mading seringkali dipinggirkan, bahkan dilupakan. Padahal jika ditelaah lebih dalam mading mempunyai peran penting dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Mading sekolah dapat dimanfaatkan untuk : Praktikum mata pelajaran bahasa indonesia. Sebagai contoh, di kelas lima, siswa diajarkan tentang teknik dasar melakukan wawancara dengan narasumber. Hasil dari wawancara dan penyusunan naskah terbaik dapat dimuat di mading, sehingga siswa telah mengaktualisasikan teori ke dalam praktek yang sebenarnya.
Contoh lain siswa diajarkan tentang penyusunan prosa, puisi dan pantun. Penyusunan prosa, puisi dan pantun terbaik dapat ditampilkan di mading sekolah. Sehingga siswa lebih termotivasi untuk menulis dalam sisi akademik maupun kreatifitas. Cara lain adalah dengan menugaskan siswa untuk menelaah suatu karangan atau bacaan yang ada didalam mading sekolah. Melalui cara-cara tersebut diharapkan siswa tertarik untuk membaca dan membiasakan diri untuk berkreasi menulis sehingga siswa tidak jenuh belajar tentang Bahasa Indonesia yang ada didalam buku pelajaran saja.
Dengan demikian diharapkan siswa lebih mudah menyerap materi pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Mading juga sebagai media belajar nonformal yang dapat menambah pengetahuan siswa tentang khasanah bahasa indonesia, mengasah kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar, sebagai wadah kreatifitas siswa. Tidak hanya siswa yang dapat menulis di mading, peran aktif guru juga diperlukan untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam berkarya. Materi dalam mading tidak harus tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran bahasa indonesia di sekolah, tetapi dapat juga berupa pengetahuan umum, misalnya tentang isu perubahan iklim, masalah sosial di masyarakat, perkembangan iptek dan lain-lain.
Mading dapat juga digunakan guru sebagai media komunikasi nonverbal dalam menanamkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, dengan demikian mading dapat berfungsi sebagai media transformasi ilmu pengetahuan diluar pelajaran di sekolah dari guru kepada murid. Dengan digandengnya ekskul mading dalam kegiatan di sekolah dan sebagai praktikum mata pelajaran bahasa indonesia secara tidak langsung siswa ”dipaksa” untuk terbiasa membaca dan menulis di mading. Sehingga diharapkan hal tersebut dapat merangsang keinginan siswa untuk membaca dan menulis di kemudian hari.
Hal tersebut di atas dapat terjadi jika peserta didik dilatih untuk mengelola mading secara mandiri dengan pendampingan guru untuk memberikan bimbingan, masukan maupun kritik. Dengan membiasakan siswa membaca dan menulis sejak usia dini diharapkan dapat menumbuhkan budaya membaca dan menulis pada generasi Indonesia dimasa yang akan datang. Mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya membaca dan menulis dapat terealisasi jika ada peran aktif dari semua pihak terutama institusi sekolah maupun instansi terkait.
SUATU ketika Anda membaca berita atau artikel di suratkabar yang menurut Anda penuh kesalahan dan kepalsuan.
Apakah Anda:
1. Merasa jengkel, lalu menceritakannya kepada teman-teman Anda dengan penuh kekesalan, umpatan, dan caci-maki?
2. Langsung menyalakan komputer dan menulis surat pembaca atau artikel tanggapan dan dikirimkan ke redaksi suratkabar tersebut, atau sekadar untuk dimuat di mading, buletin, atau majalah sekolah.
Jika jawaban Anda nomor 1, Anda hanya bisa “curhat” kepada teman-teman Anda yang tentu saja terbatas jumlahnya. Kalah banyak dengan jumlah pembaca suratkabar yang memuat berita/artikel tersebut. Anda belum melakukan “perlawanan” seimbang.
Jika jawaban Anda nomor 2, tindakan Anda tepat. Berarti Anda menggunakan Hak Jawab, yaitu hak pembaca, seseorang atau sekelompok orang, untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya, atau Hak Koreksi, yaitu adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Kedua hak itu diberikan, dijamin, oleh UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, sehingga media massa wajib memuat tanggapan atau koreksi pembaca itu.
Namun ada masalah. Ketika Anda tidak merasa puas dengan hanya merasa jengkel dan “curhat”, lalu mencoba langkah nomor 2, Anda tidak bisa menuliskan apa-apa. Yang ada di kepala, tiba-tiba hilang begitu Anda menatap monitor komputer Anda –tidak selancar ketika Anda berbicara dengan kawan-kawan Anda. Lalu, apa yang harus dilakukan?
Untuk dapat membuat membaca dan menulis menjadi suatu budaya, maka hal tersebut haruslah ditanamkan pada generasi muda mulai saat ini. Hal itu dapat dimulai pada usia dini yakni usia Sekolah Dasar (SD). Selama ini masyarakat Indonesia terbiasa dengan budaya mendengarkan dan bertutur. Bukan hal yang mudah merubah mainset masyarakat Indonesia dari mendengarkan ke membaca maupun dari bertutur ke menulis. Untuk dapat mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya membaca dan menulis diperlukan peran aktif dari semua pihak terutama institusi pendidikan.
Sebagai contoh di kecamatan tempat tinggal saya, sebagian besar SD tidak mempunyai perpustakaan, sebagian lagi mempunyai perpustakan tetapi buku dan literaturnya sudah tidak relevan lagi dan ada beberapa SD sudah mengelola perpustakaannya dengan baik. Minimnya fasilitas perpustakaan pada tataran SD tidak harus dijadikan kendala untuk membentuk dan mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya membaca dan menulis. Salah satu solusi yang dapat diambil misalnya dengan mengaktifkan ekstrakulikuler majalah dinding (ekskul mading) di tataran SD. Di kecamatan tempat tinggal saya misalnya, dari SD yang ada, tidak lebih dari 20% yang mempunyai mading aktif (layak baca) selebihnya mempunyai mading pasif (tempat madingnya saja).
Peran ekskul mading seringkali dipinggirkan, bahkan dilupakan. Padahal jika ditelaah lebih dalam mading mempunyai peran penting dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Mading sekolah dapat dimanfaatkan untuk : Praktikum mata pelajaran bahasa indonesia. Sebagai contoh, di kelas lima, siswa diajarkan tentang teknik dasar melakukan wawancara dengan narasumber. Hasil dari wawancara dan penyusunan naskah terbaik dapat dimuat di mading, sehingga siswa telah mengaktualisasikan teori ke dalam praktek yang sebenarnya.
Contoh lain siswa diajarkan tentang penyusunan prosa, puisi dan pantun. Penyusunan prosa, puisi dan pantun terbaik dapat ditampilkan di mading sekolah. Sehingga siswa lebih termotivasi untuk menulis dalam sisi akademik maupun kreatifitas. Cara lain adalah dengan menugaskan siswa untuk menelaah suatu karangan atau bacaan yang ada didalam mading sekolah. Melalui cara-cara tersebut diharapkan siswa tertarik untuk membaca dan membiasakan diri untuk berkreasi menulis sehingga siswa tidak jenuh belajar tentang Bahasa Indonesia yang ada didalam buku pelajaran saja.
Dengan demikian diharapkan siswa lebih mudah menyerap materi pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Mading juga sebagai media belajar nonformal yang dapat menambah pengetahuan siswa tentang khasanah bahasa indonesia, mengasah kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar, sebagai wadah kreatifitas siswa. Tidak hanya siswa yang dapat menulis di mading, peran aktif guru juga diperlukan untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam berkarya. Materi dalam mading tidak harus tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran bahasa indonesia di sekolah, tetapi dapat juga berupa pengetahuan umum, misalnya tentang isu perubahan iklim, masalah sosial di masyarakat, perkembangan iptek dan lain-lain.
Mading dapat juga digunakan guru sebagai media komunikasi nonverbal dalam menanamkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, dengan demikian mading dapat berfungsi sebagai media transformasi ilmu pengetahuan diluar pelajaran di sekolah dari guru kepada murid. Dengan digandengnya ekskul mading dalam kegiatan di sekolah dan sebagai praktikum mata pelajaran bahasa indonesia secara tidak langsung siswa ”dipaksa” untuk terbiasa membaca dan menulis di mading. Sehingga diharapkan hal tersebut dapat merangsang keinginan siswa untuk membaca dan menulis di kemudian hari.
Hal tersebut di atas dapat terjadi jika peserta didik dilatih untuk mengelola mading secara mandiri dengan pendampingan guru untuk memberikan bimbingan, masukan maupun kritik. Dengan membiasakan siswa membaca dan menulis sejak usia dini diharapkan dapat menumbuhkan budaya membaca dan menulis pada generasi Indonesia dimasa yang akan datang. Mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya membaca dan menulis dapat terealisasi jika ada peran aktif dari semua pihak terutama institusi sekolah maupun instansi terkait.
SUATU ketika Anda membaca berita atau artikel di suratkabar yang menurut Anda penuh kesalahan dan kepalsuan.
Apakah Anda:
1. Merasa jengkel, lalu menceritakannya kepada teman-teman Anda dengan penuh kekesalan, umpatan, dan caci-maki?
2. Langsung menyalakan komputer dan menulis surat pembaca atau artikel tanggapan dan dikirimkan ke redaksi suratkabar tersebut, atau sekadar untuk dimuat di mading, buletin, atau majalah sekolah.
Jika jawaban Anda nomor 1, Anda hanya bisa “curhat” kepada teman-teman Anda yang tentu saja terbatas jumlahnya. Kalah banyak dengan jumlah pembaca suratkabar yang memuat berita/artikel tersebut. Anda belum melakukan “perlawanan” seimbang.
Jika jawaban Anda nomor 2, tindakan Anda tepat. Berarti Anda menggunakan Hak Jawab, yaitu hak pembaca, seseorang atau sekelompok orang, untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya, atau Hak Koreksi, yaitu adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Kedua hak itu diberikan, dijamin, oleh UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, sehingga media massa wajib memuat tanggapan atau koreksi pembaca itu.
Namun ada masalah. Ketika Anda tidak merasa puas dengan hanya merasa jengkel dan “curhat”, lalu mencoba langkah nomor 2, Anda tidak bisa menuliskan apa-apa. Yang ada di kepala, tiba-tiba hilang begitu Anda menatap monitor komputer Anda –tidak selancar ketika Anda berbicara dengan kawan-kawan Anda. Lalu, apa yang harus dilakukan?
Ciri-ciri orang pembohong :
1. Menyentuh wajah
Hal yang paling umum saat seseorang berbohong adalah dengan menyentuh wajah mereka. Terutama dua bagian yaitu mata dan hidung. Saat seseorang berbicara dengan menggosok-gosok matanya. Percayalah dia ingin menghindari kontak mata dengan anda. Dan 100% yakinlah bahwa dia sedang berbohong. Kecuali jika memang ruangan penuh debu, bisa jadi mata orang itu memang kemasukan debu.
2. Perubahan suara dan Menjawab terlalu berhati-hati
Ciri-ciri pembohong bisa di dengar dari nada bicaranya, jika sedang meninggi, artinya sebuah dusta sedang diceritakan.Selain itu lihat juga suaranya yang tegang dan jeda antar kalimat berlangsung lama. Itu sudah pasti deh pembohong
Hal-hal diatas selain karena tegang mereka juga mengulur-ngulur waktu untuk menyusun jawaban yang rasional. Sehigga selalu menjawab pertanyaan dengan berhati-hati.
3. menggaruk-garuk
Cara paling gampang mendeteksi kebohongan adalah melalui gerakan tangan. Kebanyakan pembohong tidak banyak menggerakkan tangan saat mereka melakukan aksinya. Tapi ada satu yang sering mereka lakukan yaitu menggaruk. Biasanya lima kali saling susul mereka menggaru-garuk tubuhnya.
4. Gerakan kaki
PERHATIKANLAH! saat seseorang yang sedang berdiri, lihatlah saat kaki mereka muali mengetuk ke tanah. Sudah pasti mereka sedang menjadi pembohong
Dan Juga… Saat Pembohong sedang duduk, Maka kemungkinan besar dia akan mengayun-ayunkan kaki mereka.
5. Senyum Terpaksa.
Andaikata teman anda menyeringai maka itu adalah senyum palsu dan menunjukkan sebuah kebohongan. Karena senyum yang sebenarnya saat sebuah senyum merebak ke seluruh wajah dan mengeriputkan mata.
namun untuk ukuran seorang pembohong besar kelima tanda-tanda diatas tidak berlaku, anda tidak akan dapat menebaknya dia sedang berbohong atau tidak. yang pasti anda harus lebih extra hati-hati menghadapi seorang pembohong besar. krena dia membaur bersama kelompok orang-orang yang jujur, sehingga kebohongannya tertutupi
Sebuah kebohongan memang dapat menghancurkan kepercayaan,
hubungan sahabat, cinta bahkan keluarga. WASPADALAH!
Hal yang paling umum saat seseorang berbohong adalah dengan menyentuh wajah mereka. Terutama dua bagian yaitu mata dan hidung. Saat seseorang berbicara dengan menggosok-gosok matanya. Percayalah dia ingin menghindari kontak mata dengan anda. Dan 100% yakinlah bahwa dia sedang berbohong. Kecuali jika memang ruangan penuh debu, bisa jadi mata orang itu memang kemasukan debu.
2. Perubahan suara dan Menjawab terlalu berhati-hati
Ciri-ciri pembohong bisa di dengar dari nada bicaranya, jika sedang meninggi, artinya sebuah dusta sedang diceritakan.Selain itu lihat juga suaranya yang tegang dan jeda antar kalimat berlangsung lama. Itu sudah pasti deh pembohong
Hal-hal diatas selain karena tegang mereka juga mengulur-ngulur waktu untuk menyusun jawaban yang rasional. Sehigga selalu menjawab pertanyaan dengan berhati-hati.
3. menggaruk-garuk
Cara paling gampang mendeteksi kebohongan adalah melalui gerakan tangan. Kebanyakan pembohong tidak banyak menggerakkan tangan saat mereka melakukan aksinya. Tapi ada satu yang sering mereka lakukan yaitu menggaruk. Biasanya lima kali saling susul mereka menggaru-garuk tubuhnya.
4. Gerakan kaki
PERHATIKANLAH! saat seseorang yang sedang berdiri, lihatlah saat kaki mereka muali mengetuk ke tanah. Sudah pasti mereka sedang menjadi pembohong
Dan Juga… Saat Pembohong sedang duduk, Maka kemungkinan besar dia akan mengayun-ayunkan kaki mereka.
5. Senyum Terpaksa.
Andaikata teman anda menyeringai maka itu adalah senyum palsu dan menunjukkan sebuah kebohongan. Karena senyum yang sebenarnya saat sebuah senyum merebak ke seluruh wajah dan mengeriputkan mata.
namun untuk ukuran seorang pembohong besar kelima tanda-tanda diatas tidak berlaku, anda tidak akan dapat menebaknya dia sedang berbohong atau tidak. yang pasti anda harus lebih extra hati-hati menghadapi seorang pembohong besar. krena dia membaur bersama kelompok orang-orang yang jujur, sehingga kebohongannya tertutupi
Sebuah kebohongan memang dapat menghancurkan kepercayaan,
hubungan sahabat, cinta bahkan keluarga. WASPADALAH!
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
MEMBUAT BUKU YANG BERGIZI
Pembaca yang budiman, membuat buku memang dapat mengasyikkan. Bagi saya, membuat buku bagaikan melakukan pemotretan atas kehidupan diri saya, dan kemudian hasil pemotretan itu saya petakan secara apik di sebuah album. Menata foto yang diletakkan secara miring, atau memberikan komentar foto yang mengesankan, hampir persis keadaannya saat saya merakit gagasan orang lain ke dalam buku-buku saya.
Tentu, saya akan berusaha sekuat daya saya untuk tidak terjebak pada pemaparan yang pelik, rumit, dan cepat membuat para pembaca bosan. Saya akan mencoba memberikan paradigma baru dalam membuat buku. Saya akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan saya sependek mungkin dan bersifat “how to” (bagaimana melakukan sesuatu secara praktis). Doakan saja ya supaya saya dapat memenuhi syarat-syarat yang telah saya rumuskan tersebut.
Yang lain, saya ingin proses saya menyajikan serial tulisan ini berlangsung interaktif. Artinya, saya mengajak para pembaca untuk memberikan respons dan bertanya tentang apa saja.
Kemudian, selain itu pula, saya juga akan membangkitkan minat para pembaca untuk punya kemauan, terutama, dan kemampuan menulis buku. Tentu, saya tidak bisa mengarahkan agar pembaca membuat buku ini dan buku itu. Pilihan membuat buku dalam konteks ini atau konteks itu, saya serahkan sepenuhnya kepada pembaca. Saya akan menunjukkan saja, di dalam serial tulisan saya ini, bahwa potensi membuat buku itu sebenarnya sudah tertanam di dalam diri pembaca.
Nah, akhirnya sampailah saya pada penjelasan soal kenapa harus menggunakan kata “bergizi” dan ditambah dengan kata “tinggi” lagi. Kan sudah cukup kalau buku itu “bergizi” dan tidak usah gizi yang dikandungnya tinggi? Benar sekali. Buku yang bergizi saja sudah cukup. Buku yang bergizi sudah pasti akan membuat seorang pembaca buku mampu menyerap gizi-ruhani yang luar biasa. Kenapa harus ditambahi kata “tinggi”?
Pembaca, saya menambahi kata “tinggi” agar di dalam menuliskan serial tulisan ini ada semacam tantangan. Saya memang belum punya konsep tentang “bergizi tinggi” itu seperti apa. Atau bagaimana merumuskan secara objektif dan bisa disetujui oleh hampir semua kalangan tentang buku yang miliki “gizi tinggi” itu. Sungguh, pada saat ini, itu belum terpikirkan oleh saya.
Saya, sekali lagi, hanya ingin ada tantangan. Soal buku yang bergizi, saya kira sudah saya jelaskan di dalam dua buku saya, Mengikat Makna dan Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza. Saya merumuskan buku-buku yang memiliki gizi adalah buku-buku yang mampu menggerakkan pikiran pembacanya. Dan proses penggerakan pikiran yang dapat dilakukan oleh sebuah buku, ada kemungkinan, hanya lewat susunan kata yang memang memenuhi kaidah penalaran, diksi yang baik, serta juga koherensi dan komposisi yang yahud pula, yang disajikan oleh sebuah buku.
Lantas, kira-kira bagaimana rumusan soal buku yang bergizi tinggi? Semoga saja, serial tulisan saya nanti dapat memecahkan soal ini. Selamat menikmati, dan senang dapat membantu Anda.
Tentu, saya akan berusaha sekuat daya saya untuk tidak terjebak pada pemaparan yang pelik, rumit, dan cepat membuat para pembaca bosan. Saya akan mencoba memberikan paradigma baru dalam membuat buku. Saya akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan saya sependek mungkin dan bersifat “how to” (bagaimana melakukan sesuatu secara praktis). Doakan saja ya supaya saya dapat memenuhi syarat-syarat yang telah saya rumuskan tersebut.
Yang lain, saya ingin proses saya menyajikan serial tulisan ini berlangsung interaktif. Artinya, saya mengajak para pembaca untuk memberikan respons dan bertanya tentang apa saja.
Kemudian, selain itu pula, saya juga akan membangkitkan minat para pembaca untuk punya kemauan, terutama, dan kemampuan menulis buku. Tentu, saya tidak bisa mengarahkan agar pembaca membuat buku ini dan buku itu. Pilihan membuat buku dalam konteks ini atau konteks itu, saya serahkan sepenuhnya kepada pembaca. Saya akan menunjukkan saja, di dalam serial tulisan saya ini, bahwa potensi membuat buku itu sebenarnya sudah tertanam di dalam diri pembaca.
Nah, akhirnya sampailah saya pada penjelasan soal kenapa harus menggunakan kata “bergizi” dan ditambah dengan kata “tinggi” lagi. Kan sudah cukup kalau buku itu “bergizi” dan tidak usah gizi yang dikandungnya tinggi? Benar sekali. Buku yang bergizi saja sudah cukup. Buku yang bergizi sudah pasti akan membuat seorang pembaca buku mampu menyerap gizi-ruhani yang luar biasa. Kenapa harus ditambahi kata “tinggi”?
Pembaca, saya menambahi kata “tinggi” agar di dalam menuliskan serial tulisan ini ada semacam tantangan. Saya memang belum punya konsep tentang “bergizi tinggi” itu seperti apa. Atau bagaimana merumuskan secara objektif dan bisa disetujui oleh hampir semua kalangan tentang buku yang miliki “gizi tinggi” itu. Sungguh, pada saat ini, itu belum terpikirkan oleh saya.
Saya, sekali lagi, hanya ingin ada tantangan. Soal buku yang bergizi, saya kira sudah saya jelaskan di dalam dua buku saya, Mengikat Makna dan Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza. Saya merumuskan buku-buku yang memiliki gizi adalah buku-buku yang mampu menggerakkan pikiran pembacanya. Dan proses penggerakan pikiran yang dapat dilakukan oleh sebuah buku, ada kemungkinan, hanya lewat susunan kata yang memang memenuhi kaidah penalaran, diksi yang baik, serta juga koherensi dan komposisi yang yahud pula, yang disajikan oleh sebuah buku.
Lantas, kira-kira bagaimana rumusan soal buku yang bergizi tinggi? Semoga saja, serial tulisan saya nanti dapat memecahkan soal ini. Selamat menikmati, dan senang dapat membantu Anda.
MENULIS RESENSI 2
Resensi yang merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik populer tetap mempunyai aturan-aturan penulisan. Aturan tersebut didasarkan pada unsur-unsur yang membangun resensi buku. Setiap media massa mempunyai pola sendiri dalam penulisan resensi. Akan tetapi pola-pola tersebut tetap mengandung unsur-unsur resensi pada umumnya. Unsur tersebut menurut Samad (1997:7—8) meliputi judul resensi, data buku, pendahuluan, tubuh atau isi pernyataan, dan penutup.
Judul resensi haruslah selaras dengan keseluruhan isi resensi dan tentu saja menarik. Dalam unsur yang kedua, data buku, terdiri dari (1) judul buku, (2) pengarang, (3) penerbit, (4) tahun terbit beserta cetakannya, (5) tebal buku, dan (6) harga buku (jika diperlukan). Unsur tubuh resensi merupakan bagian inti dari suatu resensi. Bagian ini memuat diantaranya (1) sinoposis atau isi buku secara bernas dan kronologis, (2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, (3) keunggulan buku, (4) kelemahan buku, (5) rumusan
kerangkan buku, (6) tinjauan bahasa, dan (7) adanya kesalahan cetak. Terakhir, unsur penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Pendapat ini senada dengan pendapat Saryono (1997:68), tetapi Saryono menambahkan unsur penulis resensi setelah unsur penutup resensi.
Sementara itu, Romli (2003: 78—81) berpendapat bahwa resensi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Pada bagian penduluan, peresensi memberikan informasi mengenai identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan. Kemudian di bagian kedua berisi ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentangl atar belakang serta tujuan penulisan buku tersebut.
Pada bagian ini juga diulas mengenai gaya penulisan, perbandingan buku itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain atau buku karangan penulis yang sama dengan tema lain. Pada bagian penutup peresensi menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan, menilai kelebihan dan kekurangan buku tersebut, memberi kritik dan saran kepada penulis dan penerbit menyangkut cover, judul, editing, serta
memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan mengenai unsur-unsur dalam resensi, yaitu (1) judul resensi yang dikemas secara menarik dan mewakili keseluruhan isi resensi, (2) identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan, (3) pendahuluan, (4) tubuh resensi, (5) penutup resensi, dan (6) identitas peresensi.
Langkah-langkah yang digunakan untuk meresensi buku di atas akan lebih kompleks ketika peresensi menulis resensi novel. Karya sastra memiliki cara penilaian yang unik. Hal ini disebabkan materi atau unsur-unsur yang membangun karya sastra berbeda dengan buku nonfiksi. Dalam meresensi buku sastra, peresensi harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup. Nilai literer terungkap dari kegiatan yang disebut apresiasi sastra dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas kebutuhan masyarakat.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peresensi dalam menulis resensi novel adalah melakukan apresiasi sastra. Menurut Samad (1997:54), apresiasi memiliki pengertian memahami, menikmati, menghargai, dan menilai. Dalam hubungannya dengan kegiatan menulis resensi novel, peresensi tidak akan dapat menikmati karya itu sebelum ia memahami dan juga merasakan apa yang terkandung dalam novel tersebut.
Secara teoritik, terdapat tiga langkah dalam mengapresiasi karya sastra. Pertama, apresiasi sebagai keterlibatan jiwa. Dalam kegiatan ini, peresensi memahami masalah-masalah, merasakan perasaan-perasaan, dan dapat membayangkan dunia khayal yang diciptakan sastrawan. Kedua, peresensi menghargai dan mengagumi penguasaan sastrawan di dalam memilih, mengolah, dan menyusun lambang-lambang hingga sastrawan dapat menyampaikan pengalaman secara memadai. Ketiga, peresensi memasalahkan dan menemukan relevansi pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapi (Samad, 1997:54—55).
Lebih spesifik, ketika dalam menulis resensi novel, seorang peresensi harus mengetahui dan memahami unsur-unsur yang membangun novel. Unsur-unsur yang membangun novel diantaranya latar, perwatakan, cerita, alur, bahasa, dan tema (Samad, 1997:58).
Latar (setting) dalam novel bukan hanya sekedar background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya. Latar bisa berarti banyak, yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu dengan waktak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup tertentu, cara berpikir tertentu (Sumardjo dan Saini, 1988:76). Samad (1997:58) menyederhanakan pendapat ahli sebelumnya, yaitu latar mencakup lingkungan geografis, sejarah, sosial, dan bahkan lingkungan politik atau latar belakang tempat kisah itu berlangsung.
Unsur perwatakan, menurut Samad (1997:58) mengandung dua makna. Pertama, perwatakan sebagai dramatik pesona yang menunjuk pada pribadi yang mengambil bagian di dalamnya. Kedua, menunjukkan kualitas khusus perwatakan pada pribadi tertentu. Ada beberapa cara yang dapat peresensi lakukan untuk memahami karakter suatu tokoh seperti yang diajukan oleh Sumardjo dan Saini (1988:65), yakni (1) melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakanny a, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis, (2) melalui ucapannya, (3) melalui penggambaran fisik tokoh, (4) melalui pikiran-pikirannya, dan (5) melalui keterangan langsung dari penulis.
Unsur cerita dalam sebuah novel merupakan hal yang sangat penting. Nurgiyantoro (1995:90) menjelaskan bahwa cerita memiliki peranan sentral dalam sebuah novel. Tanpa unsur cerita, eksistensi sebuah novel tak mungkin berwujud. Bagus tidaknya cerita yang disajikan, selain akan memotivasi seseorang untuk membacanya, juga akan mempengaruhi unsur-unsur pembangun novel yang lain.
Unsur alur dalam sebuah novel terkadang disamakan dengan plot. Keduanya sama-sama berhubungan dengan jalan cerita dan peristiwa. Hanya saja, penyamaan ini sebenarnya kurang tepat. Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995:113) plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot dimanifestasikan melalui perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh (utama) cerita. Plot merupakan cerminan atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Samad (1997:60) memaparkan bahwa bahasa novel dapat dibagi menjadi dua, yaitu bahasa yang bersifat puitis dan yang bersifat prosais. Bahasa yang bersifat puitis maksudnya bahasa yang digunakan memiliki kekuatan sepert puisi. Fungsinya untuk mendukung konteks makna atau untuk menimbulkan keindahan. Bahasa yang prosais artinya dalam novel tersebut digunakan ungkapan sehari-hari yang pada dasarnya cenderung tidak memperhatikan unsur-unsur puitis.
Unsur tema didefinisikan oleh Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995:67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Pendapat ini dijelaskan lebih lanjut oleh Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 1995:68) bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang mennopang sebauh karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan . Dengan demikian, tema dapat dipandang sebagai dasar cerita dan gagasan dasar umum sebuah karya novel.
Demikianlah, langkah-langkah dalam meresensi novel. Sebuah novel bisa saja membisu di rak-rak buku berdebu tanpa seorang pun ingin menjamahnya. Menulis resensi dapatlah dipandang sebagai usaha membukakan mata pembaca akan kemenarikan sebuah novel, selain juga dapat dipandang sebagai bentuk apresiasi terhadap sebuah karya. Selamat mencoba.
Judul resensi haruslah selaras dengan keseluruhan isi resensi dan tentu saja menarik. Dalam unsur yang kedua, data buku, terdiri dari (1) judul buku, (2) pengarang, (3) penerbit, (4) tahun terbit beserta cetakannya, (5) tebal buku, dan (6) harga buku (jika diperlukan). Unsur tubuh resensi merupakan bagian inti dari suatu resensi. Bagian ini memuat diantaranya (1) sinoposis atau isi buku secara bernas dan kronologis, (2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, (3) keunggulan buku, (4) kelemahan buku, (5) rumusan
kerangkan buku, (6) tinjauan bahasa, dan (7) adanya kesalahan cetak. Terakhir, unsur penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Pendapat ini senada dengan pendapat Saryono (1997:68), tetapi Saryono menambahkan unsur penulis resensi setelah unsur penutup resensi.
Sementara itu, Romli (2003: 78—81) berpendapat bahwa resensi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Pada bagian penduluan, peresensi memberikan informasi mengenai identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan. Kemudian di bagian kedua berisi ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentangl atar belakang serta tujuan penulisan buku tersebut.
Pada bagian ini juga diulas mengenai gaya penulisan, perbandingan buku itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain atau buku karangan penulis yang sama dengan tema lain. Pada bagian penutup peresensi menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan, menilai kelebihan dan kekurangan buku tersebut, memberi kritik dan saran kepada penulis dan penerbit menyangkut cover, judul, editing, serta
memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan mengenai unsur-unsur dalam resensi, yaitu (1) judul resensi yang dikemas secara menarik dan mewakili keseluruhan isi resensi, (2) identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan, (3) pendahuluan, (4) tubuh resensi, (5) penutup resensi, dan (6) identitas peresensi.
Langkah-langkah yang digunakan untuk meresensi buku di atas akan lebih kompleks ketika peresensi menulis resensi novel. Karya sastra memiliki cara penilaian yang unik. Hal ini disebabkan materi atau unsur-unsur yang membangun karya sastra berbeda dengan buku nonfiksi. Dalam meresensi buku sastra, peresensi harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup. Nilai literer terungkap dari kegiatan yang disebut apresiasi sastra dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas kebutuhan masyarakat.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peresensi dalam menulis resensi novel adalah melakukan apresiasi sastra. Menurut Samad (1997:54), apresiasi memiliki pengertian memahami, menikmati, menghargai, dan menilai. Dalam hubungannya dengan kegiatan menulis resensi novel, peresensi tidak akan dapat menikmati karya itu sebelum ia memahami dan juga merasakan apa yang terkandung dalam novel tersebut.
Secara teoritik, terdapat tiga langkah dalam mengapresiasi karya sastra. Pertama, apresiasi sebagai keterlibatan jiwa. Dalam kegiatan ini, peresensi memahami masalah-masalah, merasakan perasaan-perasaan, dan dapat membayangkan dunia khayal yang diciptakan sastrawan. Kedua, peresensi menghargai dan mengagumi penguasaan sastrawan di dalam memilih, mengolah, dan menyusun lambang-lambang hingga sastrawan dapat menyampaikan pengalaman secara memadai. Ketiga, peresensi memasalahkan dan menemukan relevansi pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapi (Samad, 1997:54—55).
Lebih spesifik, ketika dalam menulis resensi novel, seorang peresensi harus mengetahui dan memahami unsur-unsur yang membangun novel. Unsur-unsur yang membangun novel diantaranya latar, perwatakan, cerita, alur, bahasa, dan tema (Samad, 1997:58).
Latar (setting) dalam novel bukan hanya sekedar background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya. Latar bisa berarti banyak, yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu dengan waktak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup tertentu, cara berpikir tertentu (Sumardjo dan Saini, 1988:76). Samad (1997:58) menyederhanakan pendapat ahli sebelumnya, yaitu latar mencakup lingkungan geografis, sejarah, sosial, dan bahkan lingkungan politik atau latar belakang tempat kisah itu berlangsung.
Unsur perwatakan, menurut Samad (1997:58) mengandung dua makna. Pertama, perwatakan sebagai dramatik pesona yang menunjuk pada pribadi yang mengambil bagian di dalamnya. Kedua, menunjukkan kualitas khusus perwatakan pada pribadi tertentu. Ada beberapa cara yang dapat peresensi lakukan untuk memahami karakter suatu tokoh seperti yang diajukan oleh Sumardjo dan Saini (1988:65), yakni (1) melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakanny a, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis, (2) melalui ucapannya, (3) melalui penggambaran fisik tokoh, (4) melalui pikiran-pikirannya, dan (5) melalui keterangan langsung dari penulis.
Unsur cerita dalam sebuah novel merupakan hal yang sangat penting. Nurgiyantoro (1995:90) menjelaskan bahwa cerita memiliki peranan sentral dalam sebuah novel. Tanpa unsur cerita, eksistensi sebuah novel tak mungkin berwujud. Bagus tidaknya cerita yang disajikan, selain akan memotivasi seseorang untuk membacanya, juga akan mempengaruhi unsur-unsur pembangun novel yang lain.
Unsur alur dalam sebuah novel terkadang disamakan dengan plot. Keduanya sama-sama berhubungan dengan jalan cerita dan peristiwa. Hanya saja, penyamaan ini sebenarnya kurang tepat. Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995:113) plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot dimanifestasikan melalui perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh (utama) cerita. Plot merupakan cerminan atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Samad (1997:60) memaparkan bahwa bahasa novel dapat dibagi menjadi dua, yaitu bahasa yang bersifat puitis dan yang bersifat prosais. Bahasa yang bersifat puitis maksudnya bahasa yang digunakan memiliki kekuatan sepert puisi. Fungsinya untuk mendukung konteks makna atau untuk menimbulkan keindahan. Bahasa yang prosais artinya dalam novel tersebut digunakan ungkapan sehari-hari yang pada dasarnya cenderung tidak memperhatikan unsur-unsur puitis.
Unsur tema didefinisikan oleh Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995:67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Pendapat ini dijelaskan lebih lanjut oleh Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 1995:68) bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang mennopang sebauh karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan . Dengan demikian, tema dapat dipandang sebagai dasar cerita dan gagasan dasar umum sebuah karya novel.
Demikianlah, langkah-langkah dalam meresensi novel. Sebuah novel bisa saja membisu di rak-rak buku berdebu tanpa seorang pun ingin menjamahnya. Menulis resensi dapatlah dipandang sebagai usaha membukakan mata pembaca akan kemenarikan sebuah novel, selain juga dapat dipandang sebagai bentuk apresiasi terhadap sebuah karya. Selamat mencoba.
MENULIS RESENSI 1
Menulis resensi merupakan proses menuangkan atau memaparkan nilai sebuah hasil karya atau buku berdasarkan tataan tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pertimbangan baik-buruknya, cermat-cerobohnya, benar-salahnya, kuat-lemahnya, dan manfaat-mubazirnya suatu topik buku (Saryono, 1997:54).
Pada dasarnya, keterampilan menulis resensi tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Selain itu, menulis resensi merupakan suatu proses perkembangan. Seperti halnya, dengan kegiatan menulis pada umumnya, menulis resensi menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan keterampilan- keterampilan khusus, serta pengajaran langsung menjadi seorang peresensi.
Dalam menulis resensi, peresensi perlu memperhatikan pola tulisan resensi. Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Menjabarkan berarti mendeskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Bila perlu bagian-bagian yang mendukung uraian dikutip.
Mengulas berarti menyajikan ulasan sebagai berikut: (1) isi pernyataan atau materi buku sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan, (2) organisasi atau kerangka buku, (3) bahasa, (4) kesalahan cetak, (5) komparasi dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun pengarang lain, dan (6) menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku terutama keunggulan dan kelemahan buku (Samad, 1997:5—6).
Hakikat Resensi
Dunia perbukuan di tanah air semakin marak pada tahun-tahun terakhir. Para penulis, baik yang sudah profesional maupun pemula, berlomba-lomba untuk mengirimkan tulisannya ke penerbit. Beberapa penerbit pun tidak segan-segan untuk mengumumkan secara terbuka akan kebutuhannya terhadap naskah. Perkembangan aktivitas perbukuan pun dibarengi dengan perkembangan media massa.
Media massa berani memberikan ruang untuk para pembaca yang ingin menuangkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kolom surat pembaca, artikel, dan opini untuk edisi harian. Sedangkan tiap minggu tersedia kolom cerpen, humor, dan resensi. Hal ini tentunya merupakan pertanda budaya menulis di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang.
Akan tetapi, perkembangan budaya menulis di tanah air belum sepenuhnya dibarengi dengan budaya membaca. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahui dan memahami pentingnya membaca. Hal ini seolah menjadi dua sisi mata uang. Namun, dari sudut pandang lain akan menjadi sebuah simbiosis mutualisme antara budaya menulis dengan budaya membaca.
Mengapa bisa dikatakan seperti itu? Dunia perbukuan yang ramai memberi peluang banyaknya buku yang diterbitkan dengan tema serupa. Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat pembaca kebingungan untuk membeli dan membaca buku-buku tersebut. Di sinilah letak hubungan yang saling menguntungkan tersebut. Para penulis yang peduli dengan keadaan ini berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan menyusun resensi. Bentuk tulisan resensi akan sangat membantu para pembaca yang kebingungan ingin memilih, membeli, atau sekedar membaca buku-buku yang terbit tersebut.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu. Resensi memiliki bagian-bagian penting di dalamnya, diantaranya judul resensi, identitas buku, bagian pembuka resensi yang memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan bagian penutup.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere yang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Arti yang sama untuk istilah tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Merujuk pada pengertian secara istilah tersebut, WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mendefinisikan resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah. Pendapat ini diperkuat oleh Samad (1997:1) yang menyatakan bahwa tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku,
membahas, atau mengritik buku.
Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Saryono (1997:56) mengenai definisi resensi, yaitu sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi resensi, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah suatu karangan atau tulisan yang mencakup judul resensi, identitas buku, pembukaan dengan memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan penutup kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli.
Pada dasarnya, keterampilan menulis resensi tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Selain itu, menulis resensi merupakan suatu proses perkembangan. Seperti halnya, dengan kegiatan menulis pada umumnya, menulis resensi menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan keterampilan- keterampilan khusus, serta pengajaran langsung menjadi seorang peresensi.
Dalam menulis resensi, peresensi perlu memperhatikan pola tulisan resensi. Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Menjabarkan berarti mendeskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Bila perlu bagian-bagian yang mendukung uraian dikutip.
Mengulas berarti menyajikan ulasan sebagai berikut: (1) isi pernyataan atau materi buku sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan, (2) organisasi atau kerangka buku, (3) bahasa, (4) kesalahan cetak, (5) komparasi dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun pengarang lain, dan (6) menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku terutama keunggulan dan kelemahan buku (Samad, 1997:5—6).
Hakikat Resensi
Dunia perbukuan di tanah air semakin marak pada tahun-tahun terakhir. Para penulis, baik yang sudah profesional maupun pemula, berlomba-lomba untuk mengirimkan tulisannya ke penerbit. Beberapa penerbit pun tidak segan-segan untuk mengumumkan secara terbuka akan kebutuhannya terhadap naskah. Perkembangan aktivitas perbukuan pun dibarengi dengan perkembangan media massa.
Media massa berani memberikan ruang untuk para pembaca yang ingin menuangkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kolom surat pembaca, artikel, dan opini untuk edisi harian. Sedangkan tiap minggu tersedia kolom cerpen, humor, dan resensi. Hal ini tentunya merupakan pertanda budaya menulis di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang.
Akan tetapi, perkembangan budaya menulis di tanah air belum sepenuhnya dibarengi dengan budaya membaca. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahui dan memahami pentingnya membaca. Hal ini seolah menjadi dua sisi mata uang. Namun, dari sudut pandang lain akan menjadi sebuah simbiosis mutualisme antara budaya menulis dengan budaya membaca.
Mengapa bisa dikatakan seperti itu? Dunia perbukuan yang ramai memberi peluang banyaknya buku yang diterbitkan dengan tema serupa. Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat pembaca kebingungan untuk membeli dan membaca buku-buku tersebut. Di sinilah letak hubungan yang saling menguntungkan tersebut. Para penulis yang peduli dengan keadaan ini berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan menyusun resensi. Bentuk tulisan resensi akan sangat membantu para pembaca yang kebingungan ingin memilih, membeli, atau sekedar membaca buku-buku yang terbit tersebut.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu. Resensi memiliki bagian-bagian penting di dalamnya, diantaranya judul resensi, identitas buku, bagian pembuka resensi yang memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan bagian penutup.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere yang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Arti yang sama untuk istilah tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Merujuk pada pengertian secara istilah tersebut, WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mendefinisikan resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah. Pendapat ini diperkuat oleh Samad (1997:1) yang menyatakan bahwa tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku,
membahas, atau mengritik buku.
Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Saryono (1997:56) mengenai definisi resensi, yaitu sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi resensi, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah suatu karangan atau tulisan yang mencakup judul resensi, identitas buku, pembukaan dengan memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan penutup kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli.
Langganan:
Postingan (Atom)