Sebelum membicarakan kiat, cara, atau teknik menulis, kita simak dulu apa saja manfaat menulis. Mengetahui manfaat ini penting, mengingat ia akan menjadi motivasi yang kuat bagi diri kita untuk mulai dan terus menulis. Manfaat menulis, baik sekadar menulis diary, menulis tanggapan di milis, bloger, atau media online, hingga menulis artikel ilmiah populer dan buku, antara lain sebagai berikut:
1. Self Expression. Menulis berarti mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan. Dijamin, “beban” yang ada dalam diri akan berkurang, serasa lepas, dengan menulis. Tulisan menjadi semacam sarana “curhat”. Apalagi jika kemudian tulisan itu dibaca dan ditanggapi orang lain. Anda akan merasa bahagia jika diperhatikan orang, bukan? Lagi pula, menurut sebuah penelitian, sumber kebahagiaan yang utama adalah ekspresi diri. Harta dan lainnya berada pada urutan berikutnya.
2. Self Image or Personal Branding. Dengan menulis, Anda akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui bahwa Anda orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus, atau sebaliknya… picik dan bloon. Tulisan Anda adalah “iklan” atau “promosi” tentang diri Anda kepada orang lain (personal branding). Anda akan memilki banyak fans atau supporter jika tulisan Anda memikat hati mereka. Anda pun akan menjadi orang populer, dikenal banyak orang.
3. Self Confident. Tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya (self confident). Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol dibandingkan yang lain. Jika orang memuji tulisan Anda, yakinlah kepercayaan diri Anda akan makin baik sekaligus memotivasi Anda untuk menulis lebih baik lagi.
3. Agent of Change. Dengan menulis, Anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide Anda. Andai RA Kartini tidak menulis surat kepada kawan-kawannya, dia tidak akan dijuluki “tokoh emansipasi wanita” atau orang tidak akan membicarakan hak-hak kaum wanita. Tulisan bahkan memiliki kekuatan untuk menggulingkan sebuah rezim pemerintah, juga dapat mencegah perang, membangkitkan semangat hidup, menyelamatkan nyawa. Selain itu, dengan menulis, ilmu yang Anda miliki tersebar kepada banyak orang. Jadilah Anda seorang guru.
4. Sharing. Selain berbagi ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagi pengalaman. Ini berarti, Anda menjadi “guru” bagi pembaca Anda. Bukankah sering dikatakan, pengalaman adalah guru terbaik? Pengalaman yang dituangkan dalam tulisan pasti mengandung hikmah (pelajaran).
5. Profit Making. Keuntungan finansial adalah bagian dari berkah menulis. Hampir semua media massa memberikan honor bagi penulisnya. Demikian pula penerbit buku yang memberikan royalti atau membeli naskah penulisnya. Anda bisa mencari nafkah dengan menulis, asalkan produktivitas menulis Anda tinggi atau memadai. JK Rowling yang hanya seorang guru miskin di Inggris pun tak pernah bermimpi jika Harry Potter akan mendunia, padahal semula ia hanya ingin menuliskan khayalan masa kecilnya.
6. Healthy Life. Menulis juga ternyata baik bagi kesehatan. Seorang penulis tersohor wanita, Fatima Mernissi, yakin bahwa setiap satu goresan tulisan dapat menghilangkan satu keriput di kantong mata. Menulis juga dapat mengencangkan kulit dan menyehatkan. Seorang psikolog peneliti, James Pennebaker, Ph.D. mendukung keyakinan Mernissi. Pennebaker membuktikan, bahwa menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas) seseorang. Dari sample mahasiswa yang dia teliti didapatkan kunjungan ke klinik kesehatan menurun dengan cukup signifikan setelah mereka menulis. Pemeriksaan darah yang dilakukan setelah mereka menulis pun menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Dari hasil penelitiannya, sebagaimana dikutip dalam buku Quantum Writing (2006), Pennebaker menyimpulkan, menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu menyelesaikan masalah, dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus menulis. Dalam jurnal Clinical Psychology, James Pennebaker, Ph.D dan Janet Seager, Ph.D melaporkan: orang yang memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental lebih sehat dari mereka yang tidak punya kebiasaan tersebut. Pikiran yang sehat tentunya akan memiliki kekuatan untuk memberi dampak positif pada tubuh kita secara fisik.
7. Trauma Healing. Terapi penyembuhan diri (trauma healing) antara lain merujuk pada Paulo Coelho yang dalam novel The Al Chemist. Ia menyarankan agar kita menuliskan segala kesedihan atau perasaan yang mengganggu dalam selembar kertas dan melarungkannya ke sungai. Niscaya kesedihan atau kekuatiran akan sirna!
8. Dakwah. Last but not least, menulis menjadi sarana dakwah, yakni da’wah bil qolam (dakwah dengan tulisan). Dengan tulisan, semua Muslim bisa menjadi jurudakwah, tanpa perlu malu, gugup, demam panggung, dan tanpa harus menjadi penceramah di atas mimbar. Menulis dalam konteks ini adalah dakwah tanpa mimbar. Hanya dengan mengutipkan sebuah ayat atau hadits di mading atau buletin, Anda sudah berdakwah. So, kibarkan panji Islam, sebarkan nilai-nilai Islam, dan lakukan ‘amar ma’ruf nahyi munkar, dengan tulisan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar