Minggu, 07 November 2010

MATERI BUKU HARIAN

Buku harian merupakan suatu bentuk tulisan pribadi. Dalam buku harian, kamu dapat mengungkapkan pikiran dan perasaanmu secara jujur. Buku harian merupakan tempat kamu mengungkapkan pikiran, perasaan, atau pengalaman. Semua itu dapat diungkapkan secara efektif dengan menggunakan kalimat ekspresif. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Hal ini berarti bahwa kalimat yang diungkapkan secara ekspresif tidak sekadar menceritakan, tetapi juga melukiskan.
Buku harian yang ditulis pada usia remaja disebut buku harian masa remaja. Sebagian remaja menyebut buku harian dengan diary. Biasanya, buku harian masa remaja lebih banyak mengungkapkan petualangan menemukan
Ada beberapa unsur yang harus ada dalam tulisan di buku harianmu. Unsur-unsur itu adalah waktu, tempat, peristiwa, dan suasana. Yang meliputi :
1. Tanggal penulisan
2. Peristiwa yang dialami.
3. Waktu peristiwa itu terjadi
4. Tempat peristiwa itu terjadi
5. Orang yang terlibat dalam peristiwa itu
6. Perasaan/kesan atau harapan terhadap peristiwa itu.

Ada beberapa manfaat menulis buku harian. Manfaat itu antara lain :
1. Menjadi sumber inspirasi.
2. Mengasah rasa bahasa.
3. Membuat memori/ingatan bertambah kuat.
4. Membuat indra bertambah tajam.
5. Membuat mengerti banyak hal.
6. Membuat lebih kreatif.
7. Membuat pandai mengatur gagasan.
8. Melatih kecerdasan emosi.
9. Mengabadikan peristiwa penting.

Langkah-langkah menulis buku harian yang baik :
1. Menulis dengan sopan, serta merta, tidak perlu dikonsep seperti mengarang.
2. Menulis secara jujur.
3. Menulis secara mendalam. Keluarkan pikiran serta perasaan yang terdalam.
4. Menulis kapan saja ketika mau.
5. Mengungkapkan perasaan dengan kata-kata atau gambar, dan tanda baca. Misalkan tanda seru untuk mewakili marah, tanda tanya untuk keraguan dan ketidakpastian.
6. Menulis pokok-pokok sebuah pengalaman pribadi.
7. Mengembangkan pokok-pokok pengalaman tersebut dengan memerhatikan waktu dan tempat peristiwa.
8. Menggunakan bahasa yang ekspresif untuk mencurahkan perasaan dan pemikiranmu.

1. Mencermati Buku Harian
Buku harian merupakan buku catatan harian yang berisi curahan perasaan atau peristiwa-peristiwa pribadi. Setiap hari kalian mengalami peristiwa atau pengalaman yang sangat istimewa dan sayang untuk dilupakan. Untuk itu, sebaiknya ditulis dalam buku harian.
Berikut ini contoh buku harian yang ditulis temanmu.

2. Menulis buku harian

Perhatikan contoh berikut ini.
1) Waktu : 22 Desember 2007
2) Tempat : Semarang
3) Peristiwa : Aku belajar menjadi ibu
Dari keterangan tersebut dapat kita tulis dalam buku harian seperti berikut ini.

Semarang, 22 Desember 2007

Badanku terasa capek karena seharian ini aku mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, belanja, dan memasak aku kerjakan sendiri. Duh repotnya!
Selama ini aku hanya sekolah, les, ikut ekstra kurikuler, dan nonton TV. Tak pernah sekalipun aku membantu ibuku. Aku hanya diam saja kalau melihat ibuku kerepotan. Bahkan pura-pura sibuk mengerjakan PR.
Kali ini aku tak bisa duduk saja. Ibuku masuk rumah sakit sehingga aku harus menggantikan tugas ibu. Walau capek, tapi aku bisa merasakan berapa berat tugas ibuku.Ibu, di hari Ibu ini aku ingin mengucapkan terima kasih padamu.

Selain dalam bentuk prosa, kalian juga dapat menuliskannya dalam bentuk puisi, seperti contoh berikut ini.
Semarang, akhir tahun 2007
Ibu,
Terima bunga
dari anakmu
Sebagai ucapan
terima kasihku
untuk semua pengorbananmu!





Perhatikan contoh kutipan dalam buku harian berikut.

Malam minggu bertaburan bintang, 4 Januari …
Duh, kamu … membuatku sulit tidur malam ini
Matamu itu, saat memandangku …
Bak malam minggu bertaburan bintang.
Suerrr, kerlap-kerlipnya menembus jantungku.
Aku jadi rindu selalu padamu.
Rinduku terobati ketika tadi sore kau ajak aku jalan-jalan ke Blok M
Kita beli es krim vanilla satu cup untuk bedua,
Kita nikmati bersama.

Perhatikan contoh berikut.
Menceritakan
Ia benar-benar marah. “Keluar!” teriaknya. Saya tahu apa yang harus saya lakukan, yaitu meninggalkannya.
Melukiskan
Sepasang alisnya yang tebal menyatu. Keningnya berkerut-kusut. Matanya merah menyala memandang ke arah saya. Suaranya lirih serak menekan. “Keluar!” giginya menggegat. Saya pun segera lari keluar seperti seekor tikus yang menghindari terkaman kucing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar